PENERAPAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA
PT. BANK CENTRAL ASIA
Disusun oleh :
Cipto Tri Wibowo 201610325277
Eka Setianingsih 201610325298
Edo Prasetyo 201610325231
Riski Amalia 201610325271
Putri Wahyu Ningsih 201610325112
Teresia Siagan 201610325338
FAKULTAS
EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS
BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
BEKASI
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,segala puji hanyalah bagi Allah
SWT, Tuhan Pengatur semesta alam,yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hanya
atas perkenaan,rahmat,dan Karunia-Nya makalah ini dapat di selesaikan. Makalah
ini di susun atas tingginya rasa tanggung jawab penulis terhadap kewajiban.
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kelemahan dan
kekurangan baik dari segi penyajian maupun materinya. Hal ini disebabkan oleh
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan keritik dari semua pihak yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Dari lubuk
hati yang paling dalam untuk menyampaikan rasa terimakasih khususnya kepada
yang terhormat Bapak Don Haidy Abel, ST.,MBA&E selaku pemberi materi,yang
telah menjadi bagian dalam penyelesaian proses pembuatan makalah ini. Semoga
Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya.
Bekasi,
Mei 2018
Penulis
Kelompok
1
BAB 1PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian pesat.
Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat
lunak saja, tetapi metode komputasi juga ikut berkembang. Salah satu metode
komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pengambilan
keputusan (DSS) . sistem pengambilan keputusan (DSS) merupakan system berbasis
perangkat lunak interaktif yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil
keputusan mengkompilasi informasi yang berguna dari data mentah, dokumen,
pengetahuan pribadi, dan/atau model bisnis untuk mengidentifikasikan dan
memecahkan berbagai masalah dan mengambil keputusan. System pendukung keputusan
atau DSS digunakan untuk mengumpulkan data, menganalisa dan membentuk data yang
dikoleksi, dan mengambil keputusan yang benar atau membangun strategi dari
analisis, tidak pengaruh terhadap computer, basis data atau manusia
penggunanya.
Suatu
sistem pengambilan keputusan (DSS) diharapkan dapat membantu manajemen dalam
proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa
keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools)
bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan
keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research
dan management science. Dalam hal yang mebuat tertarik adalah dengan metode DSS
oleh manajer yang digunakan oleh Perusahaan dalam Pengambilan Keputusan. Karena
menurut kami DSS sangat bermanfaat bagi perusahaan dan memudahkan pengembangan
bisnis, Tujuan dari makalahl ini adalah membahas berbagai peran penting
penggunaan Decision Support System (DSS) bagi manajemen selaku pembuat
keputusan.
Saat
ini komputer menjadi bagian yang tak terpisahkan dan semakin sering digunakan
dalam bisnis perusahaan. Tidak hanya digunakan untuk menggantikan kegiatan yang
bersifat manual tetapi juga sebagai alat bantu bagi manajemen dalam pengambilan
keputusan. Keputusan yang dibuat dengan dukungan sistem komputer ini diharapkan
tidak hanya akan lebih efisien, tetapi juga lebih efektif dalam mencapai
tujuan.Setiap pelaku bisnis selalu berkompetisi dengan pelaku bisnis yang lain.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam hal ini sistem pendukung keputusan
menjadi strategis karena dimanfaatkan tidak hanya untuk operasional perusahaan
tetapi juga untuk memenangkan persaingan. Penggunaan Decision Support System
(DSS) dalam suatu perusahaan menjadi penting karena kemampuannya membantu
manajemen dalam proses pembuatan keputusan ekonomi. Perkembangan hardware komputer yang pesat juga diimbangi
dengan perkembangan software yang tidak kalah pesatnya. Hal ini mengakibatkan
komputer menjadi sangat fleksibel dan mudah digunakan (user friendly) di
berbagai bidang serta biaya yang semakin efisien dan lebih efektif dalam mencapai
tujuan. Salah satu penggunaan komputer tersebut adalah membantu manajemen dalam
membuat keputusan (decision support). Sistem penunjang keputusan ini
diperkenalkan oleh Michael S.Scott Morton, G. Anthony Bory dan Peter G. W. Keen
dari Massachussests Institute of Technology pada tahun 1980-an, yang saat ini
dikenal dengan Decision Support System (Jogiyanto, 2003).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari makalah yang kami
buat ini, yang dapat kami paparkan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
perkembangan Sistem Pendukung Keputusan (DSS) ?
2. Apa Pengertian
Sistem Pendukung Keputusan (DSS) ?
3. Apa Saja Jenis-jenis
Sistem Pendukung Keputusan (DSS) ?
4. Bagaimana Penerapan
DSS di Perusahaan “PT. Bank Central Asia”
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk
memenuhi tugas mata kuliah SIM dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan
masalah. Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan baik penyusun maupun bagi pembaca tentang sistem pendukung
keputusan (DSS).
BAB 2PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Decision support system (DSS)
Sistem
pendukung keputusan berkembang di awal era komputasi terdistribusi. Sejarah
sistem seperti dimulai pada sekitar 1965 dan penting untuk memulai meresmikan
catatan, orang ide-ide, sistem dan teknologi yang terlibat dalam bidang yang
penting dari teknologi informasi diterapkan. Hari ini masih mungkin untuk
merekonstruksi sejarah Sistem Pendukung Keputusan dari tangan pertama rekening
dan bahan-bahan yang tidak dipublikasikan serta artikel diterbitkan.
Beberapa seksi selanjutnya bergerak dari
sekitar 1965 sampai pertengahan 1990-an. Benang DSS terkait dengan model
berorientasi DSS, sistem pakar, analisis multidimensi, alat query dan
pelaporan, OLAP, Business Intelligence, DSS Group, dan Sistem Informasi
Eksekutif ditelusuri dan terjalin saat mereka muncul untuk berkumpul dan
menyimpang selama bertahun-tahun. Sebelum 1965, itu sangat mahal untuk
membangun skala besar sistem informasi. Pada sekitar waktu ini, pengembangan
dari IBM System 360 dan sistem mainframe lebih kuat membuatnya lebih praktis
dan hemat biaya untuk mengembangkan. Pada akhir 1960-an, jenis baru dari sistem
informasi menjadi praktis - Model berorientasi DSS atau sistem manajemen
keputusan.
Pengembangan DSS berawal pada akhir tahun
1960-an dengan adanya pengguna computer secara time-sharing (berdasarkan
pembagian waktu). Pada mulanya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan
computer tanpa harus melalui spesialis informasi. Timesharing membuka peluang
baru dalam penggunaan computer. Tidak sampai tahun 1971, ditemukan istilah DSS,
G Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton yang keduanya frofesor MIT,
bersama-sama menulis artikel dalam jurnal yang berjudul “A Framework for
Management Information System” mereka merasakan perlunya ada kerangka untuk
menyalurkan aplikasi computer terhadap pembuatan keputusan manajemen. Gorry dan
Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis keputusan menurut Simon
dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony. Anthony menggunakan istilah
Strategic palnning, managemen control dan operational control (perencanaan
strategis, control manajemen, dan control manajemen).
DSS yang saat ini populer untuk digunakan
adalah yang berbasis tabel atau spreadsheets, karena para manajer sudah
terbiasa membaca data dengan cara tersebut. Tabel inilah yang menjadi media
manajer dalam “mengkutak-katik” (mengganti atau merubah) variabel yang ada, di
mana hasilnya akan ditampilkan dalam format grafik yang telah dijelaskan
sebelumnya. Untuk keperluan ini, biasanya sebuah stand-alone PC sudah cukup
untuk mengimplementasikannya. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi,
telah banyak ditawarkan aplikasi DSS yang bekerja dalam infrastruktur jaringan
(LAN, WAN, Intranet, Internet, dsb.). Beberapa manajer pengambil keputusan
dihubungkan satu dengan lainnya melalui jaringan komputer, sehingga dapat
saling mempertukarkan data dan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan.
Bahkan sudah ada DSS yang diperlengkapi dengan expert system (dibuat
berdasarkan teori kecerdasan buatan = artifial intelligence), sehingga
keputusan bisnis secara langsung dapat dilakukan oleh komputer, tanpa campur
tangan manusia.
2.2 Pengertian Decision support system (DSS)
Konsep
Decision Support System pertama kali dinyatakan oleh Michael S. Scott Morton
pada tahun 1970 dengan istilah “Management Decision System” (Sprague and
Watson: 1993: 4) (Turban: 1995) (McLeod: 1995). Setelah pernyataan tersebut,
beberapa perusahaan dan perguruan tinggi melakukan riset dan mengembangkan
konsep Decision Support System. Pada dasarnya DSS dirancang untuk mendukung
seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah,
memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses
pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif.
Ada berbagai pendapatan mengenai DSS, antara lain
disebutkan di bawah ini (Daihani: 2001: 54):
1. Menurut Scott,DSS merupakan suatu sistem interaktif
berbasis komputer, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data
dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi
terstruktur dan tidak terstruktur, yang intinya mempertinggi efektifitas
pengambil keputusan.
2. Menurut Alavi and Napier,DSS merupakan suatu kumpulan
prosedur pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model
untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam
pengambilan keputusan. Sistem ini harus sederhana, mudah dan adaptif.
3. Menurut Little,DSSadalah suatu sistem informasi berbasis
komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu
manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang semi terstruktur ataupun
tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.
4. Menurut Sparague and Carlson, DSS adalah sistem komputer
yang bersifat mendukung dan bukan mengambil alih suatu pengambilan keputusan
untuk masalah-masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur dengan menggunakan
data dan model.
5. Sedangkan menurut Al-Hamdany (2003: 519),DSS adalah sistem
informasi interaktif yang mendukung proses pembuatan keputusan melalui presentasi
informasi yang dirancang secara spesifik untuk pendekatan penyelesaian masalah
dan kebutuhan-kebutuhan aplikasi para pembuat keputusan, serta tidak membuat
keputusan untuk pengguna.
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa DSS
adalah suatu sistem informasi yang spesifik yang ditujukan untuk membantu
manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang
bersifat semi terstruktur secara efektif dan efisien, serta tidak menggantikan
fungsi pengambil keputusan dalam membuat keputusan.
Karena DSS merupakan suatu pendukung
pengambilan keputusan dengan menggunakan berbagai informasi yang ada, maka
Raymond McLeod Jr. (1993) memasukkan DSS sebagai bagian dari Management
Information System dan mendefinisikan DSS sebagai sistem penghasil informasi
spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus
dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan.
Salah satu jenis sistem aplikasi yang sangat
popular di kalangan manajemen perusahaan adalah Decision Support System atau
disingkat DSS. DSS ni merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat
membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu
ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan
tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka.
DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang
telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management
science. Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian
masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual
(biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini
komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang
sama dalam waktu relatif singkat.
Pendekatan yang paling sering dilakukan dalam
proses perancangan pada sebuah DSS adalah dengan menggunakan teknik simulasi
yang interaktif, sehingga selain dapat menarik minat manajer untuk
menggunakannya, diharapkan system ini dapat merepresentasikan keadaan dunia
nyata atau bisnis yang sebenarnya. Hal yang perlu ditekankan adalah bahwa
keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk
menjadi sarana (tools) bagi mereka.
DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori
pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti
“Operation Research” dan “Management Science” , hanya bedanya adalah bahwa jika
dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan
perhitungan iterasi secara manual, maka saat ini komputer PC telah menawarkan
kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relative
singkat.
Suatu DSS yang dirancang dengan benar adalah
suatu system berbasis perangkat lunak interaktif yang dimaksudkan untuk membantu
para pengambil keputusan mengkompilasi informasi yang berguna dari data mentah,
dokumen, pengetahuan pribadi, dan/atau model bisnis untuk mengidentifikasikan
dan memecahkan berbagai masalah dan mengambil keputusan. System pendukung
keputusan atau DSS digunakan untuk mengumpulkan data, menganalisa dan membentuk
data yang dikoleksi, dan mengambil keputusan yang benar atau membangun strategi
dari analisis, tidak pengaruh terhadap computer, basis data atau manusia
penggunanya.
Tipe Decision Support
System
Ada dua tipe DSS yang dikenal, yaitu: Model-driven DSS dan
Data-driven DSS.
Jenis DSS yang pertama Model-driven merupakan
suatu sistem yang berdiri sendiri terpisah dari sistem informasi organisasi
secara keseluruhan. DSS ini sering dikembangkan langsung oleh masing-masing
pengguna dan tidak langsung dikendalikan dari divisi sistem informasi.
Kemampuan analisis dari DSS ini umumnya dikembangkan berdasarkan model atau
teori yang ada dan kemudian dikombinasikan dengan tampilan pengguna yang
membuat model ini mudah untuk digunakan. Contoh dari model-driven DSS ini yang
dipergunakan di perusahaan pelayaran yaitu voyage estimating decision support
systems. DSS ini mempunyai kemampuan/kapabilitas untuk menghitung rincian
pelayaran baik untuk masalah keuangan maupun perhitungan teknis. Penghitungan
aspek keuangan meliputi biaya untuk pelayaran (bahan bakar, upah pekerja, dan
modal yang dibutuhkan), tarif angkut untuk berbagai tipe pengiriman kargo, dan
biaya pelabuhan. Rincian teknis meliputi faktor-faktor yang berhubungan dengan
masalah pelayaran, seperti: kapasitas kargo, kecepatan, jarak, konsumsi bahan
bakar dan kebutuhan air, serta pola bongkar muat. Sistem ini dapat menjawab
berbagai pertanyaan, seperti: Kapal mana yang digunakan untuk memberikan
keuntungan yang maksimum? Berapa kecepatan optimal yang dapat memaksimumkan
keuntungan? Apa tipe dari bongkar muat yang optimal? DSS ini dapat dioperasikan
dalam sebuah desktop komputer yang menyajikan sistem menu yang membuat pengguna
mudah untuk memasukkan data atau mendapatkan informasi.
Jenis DSS yang kedua, data-driven DSS,
menganalisis sejumlah besar data yang ada atau tergabung di dalam sistem
informasi organisasi. DSS ini membantu untuk proses pengambilan keputusan
dengan memungkinkan para pengguna untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat
dari data yang tersimpan di dalam database yang besar. Banyak organisasi atau perusahaan
mulai membangun DSS ini untuk memungkinkan para pelanggannya memperoleh data
dari website-nya atau data dari sistem informasi organisasi yang ada.
2.3
Jenis-jenis Decision Support System
Pada tahun 1976, Steven L. Alter, saat itu
mahasiswa tingkat doktor di MIT, dengan berdasarkan kerangka kerja Gory dan
Scott Morton melakukan penelitian atas 56 sistem pendukung keputusan.
Penelitian ini memungkinkan mengembangkan suatu taksonomi dan enam jenis DSS
yang didasarkan pada tingkat dukungan pemecahan masalah. Keenam jenis tersebut
tampak pada gambar.
Jenis yang memberikan dukungan paling sedikit
adalah jenis yang memungkinkan manajer mengambil elemen-elemen informasi.
Manajer dapat bertanya pada database untuk mendapatkan angka penjualan dari salah
satu wilayah pemasaran. Dukungan yang sedikit lebih diberikan oleh DSS yang
memungkinkan manajer menganalisis semua file. Manajer dapat bertanya pada
database mengenai suatu laporan khusus yang menggunakan data dari file
Persediaan. Contoh lain adalah laporan gaji Bulanan yang disiapkan dari file
gaji. Dukungan yang lebih lagi diberikan oleh sistem yang menyiapkan laporan
dari Tingkat Dukungan Pemecahan Masalah berbagai file. Contoh dari laporan
seperti itu adalah perhitungan rugi laba dan analisis penjualan produk menurut
pelanggan. Ketiga jenis pertama DSS ini memberikan dukungan dalam bentuk
laporan khusus sebagai jawaban atas database query, dan laporan periodik. Tiga
jenis terakhir DSS melibatkan penggunaan model matematika.
Komponen
DSS
1. Data Management
Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk
berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management
System (DBMS)
2. Model management
Melibatkan model finansial, statiskal, management science
atau berbagai model kuantitafif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem
suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan.
3. Communication (dialog subsystem)
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS
melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antar muka
4. Knowledge management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau
bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.
Karakteristik
dan Kemampuan DSS
Berikut ini akan dibahas mengenai karakteristik
dan kemampuan kinerja dari DSS atau Decision Support System, antara lain yaitu
:
1. DSS menyediakan dukungan bagi pengambil keputusan utamanya
pada situasi semi-terstruktur dan tak terstruktur dengan memadukan pertimbangan
manusia dan informasi terkomputerisasi.
2. Dukungan disediakan untuk berbagai level manajerial yang
berbeda, mulai dari pimpinan puncak sampai manajer lapangan.
3. Dukungan disediakan bagi individu dan juga bagi grup.
Berbagai masalah organisasional melibatkan pengambilan keputusan dari orang
dalam grup. Untuk masalah yang strukturnya lebih sedikit seringkali hanya
membutuhkan keterlibatan beberapa individu dari departemen dan level organisasi
yang berbeda.
4. DSS menyediakan dukungan ke berbagai keputusan yang
berurutan atau saling berkaitan.
5. DSS mendukung berbagai fase proses pengambilan keputusan:
intelligence, design, choice dan implementation.
6. DSS mendukung berbagai proses pengambilan keputusan dan
style yang berbeda-beda; ada kesesuaian diantara DSS dan atribut pengambil
keputusan individu (contohnya vocabulary dan style keputusan).
7. DSS selalu bisa beradaptasi sepanjang masa. Pengambil
keputusan harus reaktif, mampu mengatasi perubahan kondisi secepatnya dan
beradaptasi untuk membuat DSS selalu bisa menangani perubahan ini. DSS adalah
fleksibel, sehingga user dapat menambahkan, menghapus, mengkombinasikan,
mengubah, atau mengatur kembali elemen-elemen dasar (menyediakan respon cepat
pada situasi yang tak diharapkan). Kemampuan ini memberikan analisis yang tepat
waktu dan cepat setiap saat.
8. DSS mencoba untuk meningkatkan efektivitas dari pengambilan
keputusan (akurasi, jangka waktu, kualitas), lebih daripada efisiensi yang bisa
diperoleh (biaya membuat keputusan, termasuk biaya penggunaan komputer).
9. Pengguna harus mampu menyusun sendiri sistem yang
sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dalam organisasi pengguna
tadi dengan melibatkan sedikit saja bantuan dari spesialis di bidang
Information Systems (IS).
10. DSS biasanya mendayagunakan berbagai model (standar atau
sesuai keinginan user) dalam menganalisis berbagai keputusan. Kemampuan
pemodelan ini menjadikan percobaan yang dilakukan dapat dilakukan pada berbagai
konfigurasi yang berbeda. berbagai percobaan tersebut lebih lanjut akan
memberikan pandangan dan pembelajaran baru.
11. DSS dalam tingkat lanjut dilengkapi dengan komponen
knowledge yang bisa memberikan solusi yang efisien dan efektif dari berbagai
masalah yang pelik.
Peranan Decision
Support System Bagi Manajemen
Decision Support System (DSS) atau Sistem
Pendukung Keputusan digunakan oleh para manajer sebagai alat bantu untuk
membuat keputusan, bukan sebagai pengganti manajer. Sehingga keputusan apapun
tetap berada di tangan manajer. Sebagaimana penjelasan dari Jogiyanto (2003:
327), definisi DSS atau sistem penunjang keputusan adalah suatu sistem informasi
untuk membantu manajer level menengah untuk proses pengambilan keputusan
setengah terstruktur (semi structured) supaya lebih efektif dengan menggunakan
model-model analitis dan data yang tersedia. Kata-kata membantu disini dapat
dijabarkan menjadi keterbantuan manajer dalam mengumpulkan data, menganalisis
data,kebiasaan, kejadian serta rekap kegiatan perusahaan pada masa lampau.
Dengan terkumpulnya data ini tentunya manajer akan lebih dimudahkan dalam
mengambil suatu keputusan baik yang semi terstruktur maupun yang tidak
terstruktur.
Menurut Budi Sutedjo (2002:177) dengan mengacu pada pendapat
Peter G.W. Keen dan Scott Morton, terdapat tiga tujuan utama yang harus dicapai
oleh DSS, yaitu:
1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah
semi-terstruktur yang merupakan tempat sebagian besar masalah berada.
2. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya.
Dimana komputer dapat 106 Analisis Manajemen Vol. 5 No. 1 Juli 2011 ditetapkan
pada bagian masalah yang terstruktur, tetapi manajer bertanggungjawab atas
bagian yang tak terstruktur – menerapkan penilaian atau intuisi, dan melakukan
analisis.
3. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan daripada
efisiensinya; Dimana manajer mungkin saja menghabiskan waktu ekstra untuk
memperhalus solusi sehingga mencapai optimum, tetapi ketelitian yang meningkat
serta manfaat utama untuk keputusan terbaik senilai dengan waktu dan usaha yang
telah dikeluarkan.
Tujuan-tujuan tersebut mengacu pada tiga prinsip dasar dari
sistem pendukung keputusan yaitu:
1. Struktur Masalah
Untuk masalah yang terstruktur, penyelesaian dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus yang sesuai, sedangkan untuk masalah
yang tidak terstruktur tidak dapat dikomputerisasi. Sementara itu, DSS
dikembangkan khususnya untuk menyelesaikan masalah yang semi terstruktur.
2. Dukungan Keputusan
DSS tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer, karena
komputer berada di bagian terstruktur, sementara manajer berada di bagian tak
terstruktur untuk memberikan penilaian dan melakukan analisis. Manajer dan
komputer bekerjasama sebagai sebuah tim pemecah masalah semi terstruktur.
3. Efektivitas Keputusan
Tujuan utama dari DSS bukanlah mempersingkat waktu pengambilan
keputusan, tetapi agar keputusan yang dihasilkan dapat lebih baik.
Seperti halnya model SIA dan SIM, struktur yang serupa dapat
digunakan untuk model DSS. Data dan informasi dimasukkan kedalam database dari
lingkungan perusahaan. Isi database digunakan oleh tiga subsistem perangkat
lunak:
1. Perangkat Lunak Penulis Laporan.
Menghasilkan laporan periodik maupun laporan khusus.
Laporan periodik disiapkan sesuai jadwal
tertentu, contohnya analisis penjualan bulanan menurut
pelanggan. Laporan khusus disiapkan sebagai jawaban atas kebutuhan informasi
yang tak terduga maupun sesuatu yang luar biasa terjadi, contohnya adalah
laporan kecelakaan, atau yang lainnya.
2. Model Matematika.
Menghasilkan informasi sebagai hasil dari simulasi yang
melibatkan satu atau beberapa komponen dari sistem fisik perusahaan. Model
matematika merupakan jenis yang berperan sangat penting dalam DSS. Salah satu
keuntungan bagi manajer yang menggunakan model matematika yaitu kecepatan proses
simulasi dapat mengevaluasi dampak keputusan dalam jangka waktu singkat, dimana
dalam hitungan menit, dapat dibuat simulasi operasi perusahaan untuk beberapa
bulan, kuartal, atau tahun.
3. Perangkat Lunak GDSS (Group Decision Support System).
Perangkat ini memungkinkan beberapa pemecahan masalah, bekerjasama
sebagai suatu kelompok mencapai solusi.
2.4 Penerapan Sistem
Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan pada PT. BCA
PT. Bank Central Asia Tbk. ( Bank BCA ) merupakan
perusahaan swasta dengan fokus layanan perbankan. Bank BCA diklaim sebagai bank
swasta terbesar di Indonesia dengan jumlah pegawai yang relatif cukup banyak.
Sistem kompetensi merupakan salah satu cara penilaian untuk menilai aset Sumber
Daya Manusia dan terdapat pendeskripsian prestasi dan potensi sumber daya
manusia sesuai unit kerjanya. Pencapaian prestasi pegawai dan potensinya dapat
terlihat apakah kompetensinya tersebut telah sesuai dengan tugas pekerjaan yang
dimilikinya. Pada penelitian ini akan diangkat suatu kasus yaitu mencari solusi
terbaik untuk membantu mengambil keputusan kenaikan jabatan pegawai di PT. Bank
Central Asia Tbk. menggunakan metode Analytic Heararchy Process. Penelitian
dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, seperti contoh
adalah aspek kapasitas intelektual, aspek sikap kerja, dan aspek perilaku,
kemudian dilakukan proses perankingan yang akan menentukan alternatif yang
optimal, yaitu kenaikan jabatan pegawai.
Dalam pengembangan dengan metode AHP terdapat beberapa
prinsip dasar yang harus dilakukan :
1) Decomposition (Membuat Heararchy)
Prinsip ini merupakan pemecahan persoalan-persoalan yang utuh
menjadi unsur-unsurnya ke bentuk hirarki proses pengambilan keputusan dimana
setiap unsure atau elemen saling berhubungan. Jika ingin mendapatkan hasil yang
akurat, pemecahan dilakukan terhadap unsur-unsurnya sampai tidak mungkin
dilakukan pemecahan yang lebih lanjut sehingga didapatkan beberapa tingkatan
dari persoalan yang ada. Struktur hirarki keputusan tersebut dapat dikatakan
complete dan incomplete. Suatu hirarki disebut complete bila semua elemen pada
suatu tingkat berhubungan dengan semua elemen pada tingkat berikutnya,
sementara hirarki keputusan incomplete adalah kebalikan dari complete.
2) Comparative Judgement (Penilaian Kriteria dan Alternatif)
Prinsip ini memberikan penilaian tentang kepentingan
relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat
yang di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari penggunaan metode AHP.
Penilaian ini dapat disajikan dalam bentuk matriks yang disebut matriks
pairwise comparison yaitu matriks perbandingan berpasangan yang memuat tingkat
preferensi beberapa alternatif untuk kriteria. Skala preferensi dengan skala 1
menunjukan tingkat paling rendah sampai dengan skala 9 tingkatan paling tinggi.
Untuk skala perbandingan berpasangan disajikan dalam tabel berikut :
Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku
aksioma reciprocal artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding
j, maka elemen j harus sama dengan 1/3 kali pentingnya dibanding elemen i. Di
samping itu, bila dua elemen dibandingkan menghasilkan angka 1 berarti sama
penting.
3) Logical Consistency (Konsistensi Logis)
Merupakan karakteristik yang paling penting. Hal ini dapat
dicapai dengan mengagresikan seluruh vektor eigen yang diperoleh dari tingkatan
hirarki dan selanjutnya diperoleh suatu vektor composite tertimbang yang
menghasilkan urutan pengambilan keputusan. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi parameter logika berfikir, ketelitian, tanggung jawab,
vitalitas dan perencanaan, kehati-hatian, potensi kecerdasan (IQ). Masing-masing
kriteria diberikan 4 intensitas yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang.
Struktur heararky bisa dilihat pada gambar 3.2
Hasil dan Pembahasan
Pengujian system dilakukan dengan menggunakan system test,
yaitu menguji kemampuan keseluruhan yang disediakan aplikasi dengan melihat
integrasi dari semua paket system.
BAB 3PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengujian yang digunakan dalam pembuatan sistem pendukung keputusan kenaikan
jabatan pegawai ini dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan sistem pendukung keputusan kenaikan
jabatan dengan metode Analytic Heararchy Process dapat membantu dalam mengmbil
suatu keputusan.
2. Dengan menggunakan sistem yang terkomputerisai dan
terintegrasi dengan baik dapat membantu dalam penentuan suatu jabatan di PT.
Bank Central Asia.
3. Sistem yang dibangun dapat membantu atasan dalam menentukan
keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar