IMPLEMENTASI DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS) PADA PT. COCA
COLA AMATIL INDONESIA (CCAI)
Disusun oleh :
Andi Puji Himawan 201610325121
Dimas Aji Nur Fadli 201610325201
Khoirul Fikri M 201610325341
Lintang Fajar Rini 201610325146
Saripudin 201610325304
Ratna Kustina 201510325269
Kelas 4B2
UNIVERSITAS
BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
FAKULTAS
EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN
KAMPUS
II BEKASI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan lancar.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah
Sistem Informasi Manajemen yang berkaitan dengan implementasi SIM di
perusahaan. Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari bimbingan,
dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak
Don Haidy Abel, S.T, M.BA, selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.
2. Orang
tua yang selalu memberi motivasi dan dorongan dalam proses penyusunan makalah
ini.
3. Rekan-rekan
kelas 4B2 yang banyak memberikan saran dan sumbangsih ide.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi diri kami khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Bekasi,
26 April 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................. i
HALAMAN
JUDUL.................................................................................................. ii
KATA
PENGANTAR................................................................................................
iii
DAFTAR
ISI...........................................................................................................
iv
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang..................................................................................... 1
1.2. Tujuan
Penulisan.................................................................................. 2
1.3. Metodologi Penulisa ............................................................................ 2
II. LANDASAN TEORI
2.1. Definisi
Decision Support System (DSS) ................................................ 3
2.2.
Perkembangan Aplikasi DSS................................................................
6
2.3.
Dukungan DSS Dalam Boidang Pemasaran...........................................
9
III. PEMBAHASAN
3.1
Profil PT. Coca Cola Amatil
Indonesia (CCAI).........................................
13
3.2
Kebutuhan dan Permasalahan Perusahaan............................................ 14
3.3
Penerapan DSS pada
Perusahaan ..............................................................15
IV. KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................19
4.2 Saran
.............................................................................................................19
DAFTAR
PUSTAKA .........................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Upaya
perusahaan untuk bertahan hidup dan berkembang dalam lingkungan bisnis global sangat
tergantung pada kompetensi perusahaan dalam memanfaatkan segala potensi yang
terkandung dalam teknologi informasi untuk menerobos berbagai hambatan dan
mengubah potensi tersebut menjadi peningkatan kecepatan, fleksibilitas,
integrasi, dan inovasi berkelanjutan. Penerobosan berbagai hambatan memerlukan
pemampu (enabler) yang andal. Salah satu pemampu utama adalah teknologi informasi.
Teknologi informasi itu sendiri terdiri dari tiga komponen, yaitu
telekomunikasi, perlengkapan kantor elektronik, serta komputer.
Teknologi
informasi mampu memperpendek waktu respon ke customer, sehingga membuat
perusahaan mampu meningkatkan customer value dan cycle effectiveness. Fasilitas
teknologi informasi memungkinkan perusahaan dalam menerobos hambatan biaya
melalui peningkatan produktivitas dan meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan sehingga tercapai peningkatan cost effectiveness. Pemanfaatan
teknologi informasi dalam hal ini DSS menjadi strategis karena dimanfaatkan
tidak hanya untuk operasional perusahaan tetapi juga untuk memenangkan
persaingan. Aplikasi DSS mampu membantu manajemen dalam proses pembuatan
keputusan ekonomi.
Saat ini
ada berjuta informasi yang secara rutin dikumpulkan, disimpan, dan dianalisis
oleh pelaku bisnis. Jutaan informasi ini lebih dikenal dengan “big data”,
termasuk data yang terkumpul dari informasi kartu kredit, kartu debit,
penelusuran internet, media sosial, dan informasi yang didapatkan dari aplikasi
smartphone atau perangkat pribadi lain yang tersambung ke internet. Big data
banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan global (terutama perusahaan seperti
Amazon) untuk tujuan riset pasar, seperti mengetahui perilaku konsumen.
Alasannya sederhana, keputusan yang diambil berdasarkan data yang komprehensif
akan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang lebih baik dan akurat.
Penggunaan big data memungkinkan manajemen mengambil keputusan tidak hanya berdasarkan
insting saja, namun juga melalui thought process yang sistematis dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Penggunaan
big data ini terbukti meningkatkan kinerja perusahaan, seperti yang dimuat
dalam artikel berjudul Big Data: The Management Revolution. Hasil penelitian
ini yang bekerja sama dengan McKinsey menunjukkan bahwa dari 330 perusahaan
publik di Amerika, ada satu kesimpulan yang konsisten. Mereka menyimpulkan
bahwa semakin banyak perusahaan mengandalkan keputusannya kepada big data yang
diolah (data driven), semakin baik keputusan yang mereka ambil (Andrew McAfee,
2012). Tidak heran saat ini semakin banyak perusahaan yang menggunakan sistem
yang membantu pengambilan keputusan dengan cara mengolah data yang ada atau
biasa disebut Decision Support System (DSS). Salah satu perusahaan di Indonesia
yang memanfaatkan DSS untuk membantu dalam penentuan strategi pemasaran adalah
PT Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI).
I.2. Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah mengenai pemanfaatan DSS berupa MMSS guna mendukung strategi
pemasaran CCAI selama tahun 2014 ke depan, yaitu:
1. Memperluas portofolio merek untuk memenuhi kebutuhan “kelas menengah” Indonesia yang semakin meningkat.
1. Memperluas portofolio merek untuk memenuhi kebutuhan “kelas menengah” Indonesia yang semakin meningkat.
2. Mengembangkan minuman
dengan kemasan yang lebih kecil dan ekonomis untuk meningkatkan konsumsi minum
per kapita penduduk berpendapatan menengah kebawah (kelompok C dan D).
3. Meningkatkan kapasitas
produksi, jumlah kulkas minuman, dan kemampuan tenaga penjual dan pemasar untuk
memenuhi permintaan minuman non-alkohol.
Makalah ini akan mengulas bagaimana keberhasilan CCAI menggunakan MMSS dalam mengidentifikasi potensi pasar dengan menggunakan data yang didapat dari berbagai sumber, analisis, dan proses pengambilan keputusan.
Makalah ini akan mengulas bagaimana keberhasilan CCAI menggunakan MMSS dalam mengidentifikasi potensi pasar dengan menggunakan data yang didapat dari berbagai sumber, analisis, dan proses pengambilan keputusan.
I.3. Metodologi Penulisan
Penyusunan
makalah ini menggunakan beberapa tahapan yang dipilih tim, sebagai berikut:
1. Pengumpulan data dan
informasi terkait pemanfaatan DSS di perusahaan (PT Coca Cola Amatil
Indonesia).
2. Studi literatur
berdasarkan buku dan jurnal ilmiah sebagai landasan teori penulisan makalah.
3. Identifikasi dan
analisis yang dilakukan oleh sistem sehingga diperoleh hasil yang berguna dalam
membantu proses pengambilan keputusan.
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
II.1. Decision Support System (DSS)
Teknologi
informasi telah berkembang dengan sangat pesatnya, baik dari segi hardware
maupun software. Perkembangan hardware dan software yang pesat mengakibatkan
komputer menjadi sangat fleksibel dan mudah digunakan (user friendly) di
berbagai bidang dengan biaya yang semakin efisien dan efektif dalam mencapai
tujuan. Komputer mampu menangani berbagai jenis kegiatan dalam volume besar.
Sistem komputer memiliki kemampuan untuk memproses yang meliputi penyaringan,
peringkasan, penggolongan, dan manipulasi data menjadi bentuk yang berguna untuk
proses pengambilan keputusan.
Salah
satu penggunaan komputer tersebut adalah membantu manajemen dalam membuat
keputusan. Hal ini telah melahirkan suatu sistem pendukung keputusan yaitu
suatu sistem informasi spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam
mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi
terstruktur dengan memiliki fasilitas untuk menghasilkan berbagai alternatif
yang secara interaktif dapat digunakan oleh pemakai. Sistem pendukung keputusan
atau Decision Support System (DSS) ini diperkenalkan oleh Michael S. Scott
Morton, G. Anthony Bory dan Peter G. W. Keen dari Massachussests Institute of
Technology pada tahun 1980-an. Beberapa definsi DSS berdasarkan beberapa
literatur disajikan sebagai berikut.
Sumber Definisi (Wainright et al., 2002) a computer based
system, almost always interactive, designed to assist a manager (or another
decision maker) in making decision.
(Jogiyanto,
2003) Suatu sistem informasi untuk membantu manajer level menengah untuk proses
pengambilan keputusan setengah terstruktur (semi structured) supaya lebih
efektif dengan menggunakan model-model analitis dan data yang tersedia.
(Marimin,
2004) Sistem yang berfungsi melakukan transformasi data dan informasi menjadi
alternatif keputusan serta prioritasnya. (Lilien et al., 2004) Seperangkat
aplikasi untuk analisis model dalam mentransformasi data bisnis menjadi menjadi
angka dan laporan berupa grafik untuk mendukung user dalam membuat keputusan
terkait bisnis menjadi lebih mudah dan efektif. DSS digunakan oleh para manajer
sebagai alat bantu untuk membuat keputusan, bukan sebagai pengganti manajer
sehingga keputusan apapun tetap berada di tangan manajer. Kata “alat bantu”
disini dapat dijabarkan menjadi keterbantuan manajer dalam mengumpulkan dan
menganalisis data, kebiasaan, kejadian, serta rekap kegiatan perusahaan pada
masa lalu. Dengan terkumpulnya data ini tentu manajer akan lebih dimudahkan
dalam mengambil suatu keputusan baik yang semi terstruktur maupun yang tidak
terstruktur.
Secara
umum, DSS adalah sebuah sistem yang memberikan kemampuan baik kemampuan
pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah semi
terstruktur. Secara khusus, DSS adalah sebuah sistem yang mendukung kerja
seorang manajer maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah
semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada
keputusan tertentu. Dalam DSS digunakan suatu model sebagai dasar pengembangan alternatif yang berkaitan
dengan sifat permasalahan yaitu semi terstruktur atau bahkan tidak terstuktur
dan pemanfaatan komputer sebagai motor penggeraknya (computer based systems).
DSS
adalah suatu sistem informasi yang datanya diproses dalam bentuk pembuatan
keputusan bagi pemakai akhir. Karena berorientasi pada pemakai akhir, maka DSS
membutuhkan penggunaan model-model. DSS diarahkan pada penyediaan data riil,
spesifik, dan informasi yang tidak rutin sesuai dengan permintaan manajemen.
DSS dapat digunakan untuk menganalisis kondisi pasar sekarang atau pasar
potensial.
Seperti
halnya sistem informasi pada umumnya, DSS juga mempunyai komponen lain yaitu
komponen teknologi dan kontrol. Komponen teknologi terdiri dari perangkat keras
dan perangkat lunak. Perangkat lunak spesifik yang digunakan oleh DSS misalnya
adalah spreadsheet, database management system, dan query language. DSS juga
dapat digunakan sebagai model alokasi sumber daya yang ada relatif sederhana
dan rekomendasi spesifik yang canggih. Jogiyanto (2003) dan Marimin (2004)
menyebutkan ada tiga komponen utama dari DSS, antara lain:
1. Manajemen data, yaitu komponen basis data yang terdiri dari semua basis data yang dapat diakses termasuk di dalamnya adalah database yang terkait dengan sistem melalui pengolahan menggunakan perangkat lunak yang disebut sistem manajemen basis data
1. Manajemen data, yaitu komponen basis data yang terdiri dari semua basis data yang dapat diakses termasuk di dalamnya adalah database yang terkait dengan sistem melalui pengolahan menggunakan perangkat lunak yang disebut sistem manajemen basis data
2. Manajemen model, yaitu
komponen atau paket perangkat lunak yang mengubah data menjadi informasi yang
relevan. Model-model yang banyak digunakan dalam DSS adalah model matematika
optimasi (seperti linear programming dan dynamic programming), model finansial,
statistika, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lain yang menyediakan
kemampuan sistem analisis.
3. Subsistem dialog, yaitu
komponen untuk berdialog dengan pemakai sistem yang menghubungkan pengguna
dengan perintah-perintah dalam DSS. Komponen ini di dalam sistem informasi
merupakan komponen input dan komponen output.
Hal ini diperjelas oleh Turban (1999) yang menyatakan bahwa komponen DSS dapat dibangun dari subsistem berikut ini.
Hal ini diperjelas oleh Turban (1999) yang menyatakan bahwa komponen DSS dapat dibangun dari subsistem berikut ini.
a). Subsistem Manajemen
Data (Data Management Subsystem), meliputi basis data-basis data yang berisi
data yang relevan dengan keadaan dan dikelola software yang disebut DBMS
(Database Management System).
b). Subsistem Manajemen
Model (Model Management Subsystem), berupa sebuah paket software yang berisi
model-model finansial, statistik, management science, atau model kuantitatif
yang menyediakan kemampuan analisis dan software management yang sesuai.
c). Subsistem Manajemen
Pengetahuan (Knowledge Management Subsystem), merupakan subsistem (optional)
yang dapat mendukung subsistem lain atau berlaku sebagai komponen yang berdiri
sendiri (independent).
d). Subsistem Antarmuka
Pengguna (User Interface Subsystem), adalah subsistem yang dapat dipakai oleh
user untuk berkomunikasi dan memberi perintah (menyediakan user interface).
e). Pengguna (user),
termasuk didalamnya adalah pengguna, manajer, dan pengambil keputusan.
Menurut
Sutedjo (2003) dengan mengacu pada pendapat Peter G.W. Keen dan Scott Morton,
terdapat tiga tujuan utama yang harus dicapai dengan adanya DSSdi perusahaan,
yaitu:
1. Membantu manajer membuat
keputusan untuk memecahkan masalah semi-terstruktur yang merupakan tempat
sebagian besar masalah berada.
2. Mendukung penilaian
manajer bukan mencoba menggantikannya. Dimana komputer dapat ditetapkan pada
bagian masalah yang terstruktur, tetapi manajer bertanggungjawab atas bagian
yang tak terstruktur – menerapkan penilaian atau intuisi,dan melakukan analisis.
3. Meningkatkan efektifitas
pengambilan keputusan daripada efisiensinya; Dimana manajer mungkin saja
menghabiskan waktu ekstra untuk memperhalus solusi sehingga mencapai optimum,
tetapi ketelitian yang meningkat serta manfaat utama untuk keputusan terbaik
senilai dengan waktu dan usaha yang telah dikeluarkan.
Tujuan utama dari DSS bukanlah mempersingkat waktu pengambilan keputusan, tetapi agar keputusan yang dihasilkan dapat lebih baik. Tujuan-tujuan tersebut mengacu pada tiga prinsip dasar dari DSS yaitu:
Tujuan utama dari DSS bukanlah mempersingkat waktu pengambilan keputusan, tetapi agar keputusan yang dihasilkan dapat lebih baik. Tujuan-tujuan tersebut mengacu pada tiga prinsip dasar dari DSS yaitu:
1. Struktur Masalah
Untuk
masalah yang terstruktur, penyelesaian dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus-rumus yang sesuai, sedangkan untuk masalah yang tidak terstruktur tidak
dapat dikomputerisasi. Sementara itu, DSS dikembangkan khususnya untuk
menyelesaikan masalah yang semi terstruktur.
2. Dukungan Keputusan
2. Dukungan Keputusan
DSS
tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer, karena komputer berada di bagian
terstruktur, sementara manajer berada di bagian tak terstruktur untuk
memberikan penilaian dan melakukan analisis. Manajer dan komputer bekerjasama
sebagai sebuah tim pemecah masalah semi terstruktur.
II.2. Perkembangan Aplikasi DSS
Secara
umum, sistem informasi merupakan suatu kumpulan dan komponen-komponen dalam
perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan
pengaliran informasi. Jogiyanto (2001) menyatakan bahwa sistem informasi adalah
sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang
diorganisasikan untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna
memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.
Sebuah
sistem informasi merupakan suatu kumpulan atau seperangkat komponen yang berhubungan
dan mendukung fungsi pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan pendistribusian
informasi. Hasil dari proses tersebut digunakan pihak manajemen sebagai suatu
dasar dalam pembuatan keputusan organisasi. Selain itu, sistem informasi yang
baik juga dapat membantu dalam hal analisis dan visualisasi masalah dalam
penciptaan produk baru.
Pemanfaatan
atau peranan sistem informasi dapat berbeda-beda dalam tiap perusahaan sesuai
fungsinya. Suatu perusahaan dapat memandang bahwa sistem informasi yang ada hanya
sebatas merupakan alat bantu untuk meningkatkan efisiensi perusahaan, akan
tetapi dapat juga merupakan sesuatu yang berfungsi sangat strategis, dalam
artian dapat secara signifikan memberikan kepuasan pelanggan terhadap produk
dan jasa yang diberikan perusahaan.
Terdapat
beberapa pandangan manajemen akan sistem informasi yang ada di perusahaan
sesuai fungsinya. Pertama, adalah sesuatu hal yang sudah sangat terbiasa dalam
perusahaan untuk meningkatkan efisiensi proses kerja atau aktivitas
operasional, terutama untuk urusan administrasi serta dokumentasi, sehingga
mendorong untuk melakukan investasi pembelian komputer untuk dapat meningkatkan
efisiensi, efektivitas dalam pengelolaan perusahaan.
Sistem
informasi di perusahaan dapat dikatakan memiliki nilai strategis apabila sistem
tersebut dapat menunjang keberhasilan meningkatkan pendapatan. Apabila suatu
sistem tersebut tidak berpengaruh terhadap penciptaan produk yang lebih murah,
lebih baik, dan lebih cepat sesuai dengan konsep produk dalam competitive advantage
cheaper, better, dan faster, maka hal tersebut tidak perlu diterapkan.
Management
Support System (MSS) pada hakekatnya muncul ketika aplikasi sistem informasi
berfokus pada penyediaan informasi dan dukungan dalam pengambilan keputusan
yang efektif bagi para manajer dan profesional bisnis. Karena tugas ini cukup
sulit, maka diperlukan suatu sistem pendukung operasi yang disebut dengan
Sistem Pendukung Manajemen atau Management Support System. Sistem Pendukung
Manajemen dibagi empat bagian yaitu:
1. Sistem Informasi
Manajemen (Management Information Systems-MIS)
MIS
menyediakan informasi dalam bentuk laporan dan tampilan kepada para manajer dan
professional bisnis. Contohnya kepada manajer penjualan yang dapat menggunakan
informasi melalui jaringan komputer, dan mengakses tampilan tentang keadaan
hasil penjualan produk mereka dan dapat mengakses intranet perusahaan mengenai
laporan analisis penjualan harian sekaligus melakukan evaluasi hasil penjualan
yang dibuat oleh masing-masing staf penjualan.
2. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems-DSS)
2. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems-DSS)
DSS
merupakan suatu sistem yang memberikan dukungan komputer secara langsung kepada
seorang manajer dalam proses pengambilan keputusan. Seorang manajer produksi
dapat menggunakan DSS untuk menentukan berapa banyak produk yang akan
diproduksi seperti pada perusahaan manufaktur, dengan didasarkan pada perkiraan
penjualan dikaitkan dengan promosi yang akan dilakukan, lokasi dan ketersediaan
bahan baku yang diperlukan dalam memproduksi suatu produk.
3. Sistem Informasi
Eksekutif (Executive Information Systems-EIS)
EIS
merupakan suatu sistem informasi yang menyediakan informasi penting dari
berbagai sumber internal dan eksternal yang mudah digunakan oleh para eksekutif
dan manajer. Contohnya eksekutif puncak dapat menggunakan terminal layar sentuh
untuk segera melihat dan atau menampilkan teks dan grafik yang mencakup
bidang-bidang utama dari suatu organisasi dan daya saing kinerjanya.
4. Sistem Pengolahan Khusus (Specialized Processing Systems).
4. Sistem Pengolahan Khusus (Specialized Processing Systems).
Selain jenis sistem
informasi di atas, menurut O’Brien (2009) juga terdapat beberapa jenis sistem
informasi lainnya, yaitu sebagai berikut:
a.
Sistem Pakar.
Sistem berbasis pengetahuan yang menyediakan saran
dan bertindak sebagai konsultan pakar bagi para pemakai. Contoh: penasihat
aplikasi kredit, pengawasan proses, dan sistem pemeliharaan diagnosis.
b. Sistem Manajemen Pengetahuan
Sistem berbasis pengetahuan
yang mendukung pembuatan, pengaturan, dan penyebaran pengetahuan bisnis dalam
perusahaan. Contoh: akses intranet ke praktik-praktik bisnis terbaik, strategi
proposal penjualan, dan sistem pemecah masalah pelanggan.
c.
Sistem Informas iStrategis
Sistem yang mendukung
operasi dan proses manajemen yang memberi perusahaan produk, layanan, dan
kemampuan strategis sebagai keunggulan kompetitif. Contoh: perdagangan saham
online, penelusuran pengiriman, dan system web e-commerce.
d. Sistem Bisnis Fungsional
Sistem yang mendukung
berbagai aplikasi operasional dan manajerial atas berbagai fungsi bisnis
perusahaan. Contoh: sistem informasi yang mendukung aplikasi akuntansi,
keuangan, pemasaran, manajemen operasi, dan manajemen sumber daya manusia. Sementara
itu, Kadir (2003) merangkum tentang fungsi dari masing-masing sistem,
sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut: Sistem Fungsi Pemakai Transaction
Processing Systems (TPS) Menghimpun dan menyimpan informasi transaksi Orang
yang memproses transaksi Management Information Systems (MIS) Mengkonversi data
yang berasal dari TPS menjadi informasi yang berguna untuk mengelola organisasi
dan memantau kinerja Semua level manajemen
Decision
Support Systems (DSS) Membantu pengambilan keputusan dengan menyediakan
informasi, model, atau perangkat untuk menganalisis informasi Analis, manajer,
dan professional
Executive
Information Systems (EIS) Menyediakan informasi yang mudah diakses dan bersifat
interaktif, tanpa mengharuskan eksekutif menjadi ahli analisis Manajemen
tingkat menengah dan atas
Expert
System (ES) Menyediakan pengetahuan pakar pada bidang tertentu untuk membantu
pemecahan masalah Orang yang hendak memecahkan masalah dan perlu kepakaran
Office
Automation System (OAS) Menyediakan fasilitas untuk memproses dokumen maupun
pesan sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efisien dan efektif Staf maupun
manajer
II.3. Dukungan DSS dalam Bidang Pemasaran
Penggunaan
DSS dimaksudkan untuk membantu manajer tingkat tinggi dan menengah dalam
mengambil keputusan yang bukan merupakan operasi rutin. DSS mampu melakukan
penyerapan informasi dari basis data, rekonfigurasi data, kalkulasi, analisis
statistik, optimasi, analisis statistik nonprobabilistik (what if analysis),
dan why analysis yang dilakukan melalui program Artificial Intelegent. Oleh
karena itu, penggunaan DSS ini dengan tepat akan meningkatkan efektivitas
keputusan yang dibuat manajer dan mendorong efisiensi dari proses pembuatan
keputusan tersebut. Jadi, DSS akan dapat menciptakan suatu dimensi dukungan
bagi pengambilan suatu keputusan baik yang bersifat taktik maupun strategik.
Dukungan informasi kepada manajer diberikan melalui pengumpulan data dan penerbitan laporan. Dari sisi input, data non rutin dan transaksional sebagian besar diperoleh dari sumber-sumber luar. Di sisi output, laporan khusus dan laporan rutin dapat disediakan tepat pada waktunya. Jadi, seorang manajer atau decision maker lainnya yang menggunakan DSS akan memperoleh laporan dari sistem laporan yang relevan, seperti contohnya laporan profitabilitas. Namun mereka juga dapat meminta laporan khusus dari DSS ini melalui terminal atau microcomputer.
Dukungan informasi kepada manajer diberikan melalui pengumpulan data dan penerbitan laporan. Dari sisi input, data non rutin dan transaksional sebagian besar diperoleh dari sumber-sumber luar. Di sisi output, laporan khusus dan laporan rutin dapat disediakan tepat pada waktunya. Jadi, seorang manajer atau decision maker lainnya yang menggunakan DSS akan memperoleh laporan dari sistem laporan yang relevan, seperti contohnya laporan profitabilitas. Namun mereka juga dapat meminta laporan khusus dari DSS ini melalui terminal atau microcomputer.
Selanjutnya
seorang manajer yang menggunakan DSS dapat menggunakan model-model untuk
eksperimen secara interaktif dengan data yang relevan, misalnya dengan mengubah
nilai dari faktor-faktor tertentu dan mengamati hasil-hasilnya. DSS
memungkinkan manajer untuk memperoleh berbagai perspektif mengenai situasi
masalah rumit dan melaksanakan interaksi dari faktor-faktor yang signifikan.
Seorang manajer dengan demikian dapat menemukan dan mengevaluasi dengan cara
yang lebih baik terhadap pilihan keputusan alternatif (Wilkinson et al., 2000).
DSS berperan penting bagi manajer dalam membantu dalam meningkatkan efektivitas
proses pengambilan keputusan. DSS dirancang dengan menekankan pada aspek
fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan
dengan kebutuhan pemakai.
Komputer
saat ini merupakan salah satu business partner yang paling dekat dengan fungsi
marketing dan menjadi bagian integral fungsi tersebut. Dalam beberapa tahun
terakhir, perusahaan telah melakukan puluhan miliar dolar dalam menerapkan
sistem software manajemen hubungan pelanggan, seperti untuk memfasilitasi
keputusan terkait sumber daya di bidang pemasaran. Apabila pengambilan
keputusan tersebut tidak dilakukan secara hati-hati, maka sistem pengambilan
keputusan individu dan organisasi tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.
Situasi ini menyebabkan banyaknya peluang untuk penelitian mengenai kegunaan
DSS di suatu perusahaan.
Fungsi
marketing biasanya mempunyai beberapa database dan program yang memonitor
fungsi penjualan. Sistem tersebut bisa dibangun sendiri ataupun dibeli dari
pihak ketiga. Penyedia informasi pasar seperti AC Nielsen, IRI dan GfK yang
mempunyai program tersendiri juga biasanya dilibatkan, terutama dalam riset
pasar.
Ada
beberapa studi tentang dampak dan efektifitas pemasaran dengan DSS, dimana DSS
dirancang untuk alokasi sumber daya yang dimiliki terutama fokus pada
eksplorasi penggunaannya apakah DSS meningkatkan kinerja pengambil keputusan.
Proses pengambilan keputusan biasanya didasarkan pada hasil variabel seperti
penjualan, profit, pangsa pasar yang dihitung dari model. Beberapa penelitian
telah menguji bagaimana pengaruh DSS dalam pengambilan keputusan. Dari hasil
analisis yang dilakukan oleh Lilien et al., menunjukkan bahwa dua model yang
dirancang dengan baik untuk alokasi sumber daya pemasaran dengan hasil secara
obyektif meningkat (Lilien et al., 2004). Suatu studi oleh Vlahos et al. (2004)
yang mengamati penggunaan teknologi informasi oleh para manajer di Jerman
mendapatkan kenyataan bahwa mereka menggunakan waktunya kurang lebih 25% atau
10,3 jam per minggu bergelut dengan teknologi informasi. Angka ini konsisten
dengan waktu yang digunakan oleh kolega mereka di negara lain seperti di
Amerika Serikat (yaitu sekitar 28% atau 11,1 jam per minggu). Fungsi marketing
sendiri menghabiskan kurang lebih 8,6 jam per minggu, lebih sedikit
dibandingkan dengan rata-rata penggunaan diatas, namun juga menunjukkan bahwa
teknologi informasi menjadi elemen penting dalam fungsi marketing.
Berdasarkan
jurnal yang dibuat oleh Julander (2002) menyatakan bahwa basket analysis
digunakan untuk mengevaluasi perubahan dalam preferensi pembeli sebagai akibat
dari ekonomi yang berubah. Basket analysis juga dapat menunjukkan persentase
pembelian dengan kelompok produk, pangsa pasar berdasarkan jumlah pembeli,
rata-rata pembelian per belanjaan dan sejauh mana pembeli membeli produk secara
bersamaan dengan produk lain.
Dalam hal ini, DSS digunakan sebagai alat bantu untuk analisis perilaku konsumen atau lebih dikenal dengan Marketing Management Support System (MMSS). Berdasarkan Wierenga dan Van Bruggen (2000), MMSS didefinisikan sebagai suatu alat yang menggabungkan teknologi informasi, kemampuan analitis, data marketing, dan pengetahuan mengenai marketing yang tersedia bagi seorang atau sekelompok orang pengambil keputusan dalam bidang marketing untuk meningkatkan kualitas pengelolaan fungsi marketing.
Dalam hal ini, DSS digunakan sebagai alat bantu untuk analisis perilaku konsumen atau lebih dikenal dengan Marketing Management Support System (MMSS). Berdasarkan Wierenga dan Van Bruggen (2000), MMSS didefinisikan sebagai suatu alat yang menggabungkan teknologi informasi, kemampuan analitis, data marketing, dan pengetahuan mengenai marketing yang tersedia bagi seorang atau sekelompok orang pengambil keputusan dalam bidang marketing untuk meningkatkan kualitas pengelolaan fungsi marketing.
Dengan demikian MMSS mempunyai
4 elemen utama yaitu:
1. Elemen teknologi
informasi baik perangkat keras (komputer, PC, workstation, jaringan, dll)
maupun perangkat lunak (program database management, bahasa pemrograman,
spreadsheets, grafik, perangkat lunak komunikasi dll.)
2. Kemampuan analitis dalam berbagai bentuk seperti statistik yang digunakan untuk menganalisis data, model marketing, dan prosedur optimalisasi dan simulasi.
3. Data marketing yang berupa informasi kuantitatif tentang berbagai macam variabel seperti tingkat penjualan, pangsa pasar, harga, jumlah jalur distribusi dan sebagainya.
4. Pengetahuan mengenai marketing yang berupa informasi kualitatif mengenai misalnya struktur pasar atau segmen pasar, pemahaman atas reaksi terhadap iklan, keberhasilan kampanye penjualan dan sebagainya.
2. Kemampuan analitis dalam berbagai bentuk seperti statistik yang digunakan untuk menganalisis data, model marketing, dan prosedur optimalisasi dan simulasi.
3. Data marketing yang berupa informasi kuantitatif tentang berbagai macam variabel seperti tingkat penjualan, pangsa pasar, harga, jumlah jalur distribusi dan sebagainya.
4. Pengetahuan mengenai marketing yang berupa informasi kualitatif mengenai misalnya struktur pasar atau segmen pasar, pemahaman atas reaksi terhadap iklan, keberhasilan kampanye penjualan dan sebagainya.
Sejak
tahun 1970-an sudah banyak studi empiris yang dilakukan untuk mengetahui
penggunaan MMSS dalam meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Penelitian
terbaru menunjukkan MMSS terbukti memberikan manfaat terhadap pengambilan
keputusan. Secara rata-rata perusahaan yang memakai MMSS memiliki laba antara
5-6% lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan MMSS.
Hasil ini konsisten bahkan dengan kondisi 30 tahun lalu diantaranya (dikutip
dari Foundation and Trends in Marketing, 2008):
1. Penelitian Fudge dan Lodish (1977) yang mengevaluasi efektifitas MMSS di United Airlines dalam meningkatkan penjualan sebesar 8%.
2. Penelitian Lodish et al. (1988) yang mengevaluasi efektifitas MMSS di Syntex Laboratories yang memberikan kenaikan penjualan sebesar 8%.
3. Penelitian Gensch et. al. (1990) yang mengevaluasi efektifitas MMSS di ABB Electric yang memberikan kenaikan penjualan di dua wilayah yang diamati sebesar 18% dan 12% lebih tinggi dibandingkan wilayah tanpa MMSS yang turun rata-rata sebesar 10%.
1. Penelitian Fudge dan Lodish (1977) yang mengevaluasi efektifitas MMSS di United Airlines dalam meningkatkan penjualan sebesar 8%.
2. Penelitian Lodish et al. (1988) yang mengevaluasi efektifitas MMSS di Syntex Laboratories yang memberikan kenaikan penjualan sebesar 8%.
3. Penelitian Gensch et. al. (1990) yang mengevaluasi efektifitas MMSS di ABB Electric yang memberikan kenaikan penjualan di dua wilayah yang diamati sebesar 18% dan 12% lebih tinggi dibandingkan wilayah tanpa MMSS yang turun rata-rata sebesar 10%.
Untuk
menjamin kesuksesan implementasi dan penggunaan MMSS, hubungan antara fungsi
marketing dan fungsi IT menjadi penting. Dalam suatu penelitian yang dilakukan
oleh Li et al. (2001) yang mengamati manajer yang melakukan riset pasar untuk
perusahaan yang tercatat dalam daftar Fortune 500 menyimpulkan bahwa fungsi
marketing semakin mempengaruhi rencana strategis perusahaan terutama dalam
penentuan sumber daya fungsi IT. Hal ini berbeda dengan kondisi beberapa tahun
silam dimana fungsi marketing menempati posisi terakhir dalam prioritas IT
setelah akunting, keuangan, produksi dan operasi.
Meskipun
saat ini komputer mempunyai peran semakin penting bagi fungsi marketing, sangat
jarang terjadi MMSS ini mengambil sepenuhnya tanggung jawab fungsi marketing,
terutama dalam hal pengambilan keputusan. Tidak seperti pekerjaan lain yang
lebih terstruktur (misalnya di fungsi akunting), sebagian besar pekerjaan
marketing tidak bisa diserahkan seluruhnya kepada komputer.
Namun
manfaat MMSS sangat diperlukan terutama untuk menutup keterbatasan personel
fungsi marketing, terutama dalam pengolahan data. Hal ini disebabkan karena
karakteristik data saat ini sangat berbeda dibandingkan dekade 1990-an, yaitu
dalam hal sebagai berikut:
1. Jumlah (volume)
Sampai
tahun 2012, kurang lebih 2,5 exabytes (2,5 milyar gigabytes) data tercipta
setiap hari dan angka tersebut meningkat dua kali lipat setiap 40 bulan. Hal
ini memberikan kesempatan sekaligus keharusan bagi perusahaan untuk mendapatkan
dan menganalisis data dalam jumlah besar.
2. Kecepatan (velocity)
Informasi
yang bersifat real time atau near-real time mengharuskan suatu perusahaan untuk
bergerak lebih cepat dibandingkan kompetitor. Keterlambatan menganalisis data
dapat menyebabkan ketertinggalan dengan pesaing.
3. Keberagaman (variety)
3. Keberagaman (variety)
Semakin
banyak informasi yang terkumpul dari berbagai macam sumber (social media,
smartphone dan lain-lain) mengharuskan perusahaan untuk mendapatkan “benang
merah” yang harus diartikulasikan dalam strategi perusahaan.
Dalam
penelitian Van Bruggen et. al (1998) menyimpulkan bahwa manfaat MMSS ini paling
banyak dirasakan oleh pengambil keputusan yang memiliki kemampuan analitis
rendah atau dalam situasi yang secara inheren dibatasi oleh kemampuan kognitif
personel (misal dalam simulasi kompleks) dan kemampuan untuk menyerap jutaan
informasi dalam satu waktu tertentu. Dengan karakteristik data di atas, MMSS
dengan demikian menjadi keharusan bagi fungsi marketing.
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
III.1. Profil PT Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI)
PT Coca
Cola Amatil Indonesia (CCAI) merupakan salah satu produsen minuman ringan
terkemuka di Indonesia. CCAI merupakan bagian dari Coca Cola Amatil Ltd yang
juga membawahi Papua Nugini selain Indonesia sendiri. CCAI adalah produsen dan
distributor sekaligus pemasar dan penjual produk Coca Cola melalui lebih dari
120 pusat penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia. CCAI memastikan bahwa
produk Coca Cola selalu tersedia di mana saja dan kapan saja. Produk lini CCAI
terbagi menjadi beberapa kategori seperti juice, beverages, water, vitamin
water, isotonik, tea, dan dairy milk. Produk yang ditawarkan CCAI selain Coca
Cola, Fanta, dan Sprite adalah Frestea, Minute Maid, Aquarius, Powerade, Ades,
dan Schweppes, termasuk restoran cepat saji A&W.
sumber: website PT Coca
Cola Amatil Indonesia (http://coca-colaamatil.co.id/)
Gambar 1. Portofolio Produk dan Merek dari CCAI
Gambar 1. Portofolio Produk dan Merek dari CCAI
Saluran
penjualan yang digunakan oleh CCAI adalah melalui foodstores (supermarket dan
mini market di seluruh Indonesia), general trader (outlet tradisional), dan
melalui distributor tidak langsung berbasis Usaha Kecil dan Menengah (UKM),
serta bekerja sama dengan berbagai hotel, restoran, dan kafe ternama untuk
memberikan penawaran menarik kepada para konsumen. Sebagai bagian dari fungsi
pemasaran, CCAI juga memiliki program untuk mendukung penjualan dan promosi
produk sekaligus untuk memelihara kepuasan dan loyalitas konsumen. Strategi
pemasaran Coca Cola mempunyai ciri khas tersendiri yang unik dan kreatif.
Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event dan tren yang sedang
berlangsung, baik melalui promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, konser,
pameran, maupun iklan di berbagai media.
CCAI
berkontribusi sekitar 21% dari pendapatan Coca Cola Amatil Ltd. Selama tahun
2013, CCAI berhasil meningkatkan volume penjualannya sebesar 10%. Hal ini
dinilai cukup baik ditengah persaingan minuman non-alkohol yang cukup ketat dan
adanya perubahan preferensi atas minuman non-soda. Pencapaian ini berkat
penetrasi pasar minuman yang relatif baru dan berhasil seperti Minute Maid dan
Powerade serta kenaikan penjualan Ades yang cukup signifikan dengan dukungan riset
pasar berbasis data yang dilakukan oleh CCAI.
III.2. Kebutuhan dan Permasalahan Perusahaan
Salah
satu strategi CCAI di tahun 2014 ini adalah melakukan penetrasi pasar terutama
untuk produk sparkling yang mana pangsa pasar untuk produk ini sudah mulai tergerus
oleh kompetitor. Data tahun 2014 menunjukkan pangsa pasar seluruh produk
kategori CCAI terhadap produk kompetitior untuk segment foodstore dan modern
trade dengan produk sparkling masih memperoleh pangsa pasar terbesar yaitu 91%.
Tabel 3. Pangsa Pasar
Produk CCAI terhadap Kompetitor Q1 2014
Sub Kategori Rank Share (ytd) Change vs LY Growth (ytd) Total Growth
(ytd)
Sparkling 1 91% -2% -73% -72%
Tea 1 32% -6% -71% -65%
Isotonic 8 0% 0% -79% -73%
Juice 1 56% -2% -79% -78%
TOTAL 1 51% -3% -75% -73%
sumber: Bagian Pemasaran
Sub Kategori Rank Share (ytd) Change vs LY Growth (ytd) Total Growth
(ytd)
Sparkling 1 91% -2% -73% -72%
Tea 1 32% -6% -71% -65%
Isotonic 8 0% 0% -79% -73%
Juice 1 56% -2% -79% -78%
TOTAL 1 51% -3% -75% -73%
sumber: Bagian Pemasaran
Namun apabila melihat
pangsa pasar produk sparkling secara keseluruhan, CCAI hanya memperoleh 64,5%
setelah mengalami penurunan pada tahun 2013 hingga mencapai nilai 50%. Hal ini
yang memicu manajemen untuk melakukan aksi reaktif dengan melakukan penetrasi
pasar menggunakan strategi pemasaran yang efektif sehingga dapat menaikkan
pangsa pasar terutama produk sparkling karena produk tersebut merupakan salah
satu kontributor paling besar terhadap keuntungan perusahaan. Penetrasi pasar
yang efektif harus didukung dengan kemampuan analisis perilaku konsumen
sehingga target pertumbuhan penjualan sebesar 15% dan peningkatan pangsa pasar
untuk produk sparkling sebesar 80% pada tahun 2014 dapat dicapai.
Gambar 2. Pangsa Pasar Produk Sparkling terhadap
Kompetitor 2012-2014
Salah
satu strategi yang dilakukan CCAI dalam meningkatkan penetrasi pasar adalah
pemanfaatan business intelligence sebagai alat bantu dalam analisis perilaku
konsumen khusunya dalam hal identifikasi produk yang akan dibeli pelanggan
secara bersamaan. Pemanfaatan business intelligenece sebagai alat bantu untuk
meningkatkan penetrasi pasar dalam rangka mendukung pencapain target
pertumbuhan penjualan sebesar 15% di tahun 2013 inilah yang menarik untuk
dibahas dalam makalah ini.
III.3. Penerapan DSS di Perusahaan
Salah
satu metode yang digunakan untuk melakukan analisis perilaku konsumen adalah
Market Based Analysis dimana mekanismenya harus didahului oleh analisis yang
mendalam mengenai data transaksi pelanggan dengan menggunakan konsep data
mining. Penggunaan data mining ini diharapkan dapat membantu mempercepat proses
pengambilan keputusan bagi manajemen dan memungkinkan perusahaan untuk
mengelola informasi yang terkandung di dalam transaksi menjadi sebuah
knowledge. Dengan begitu, pendapatan perusahaan dapat meningkat dan di masa
yang akan datang perusahaan dapat lebih kompetitif.
Saat ini
CCAI memiliki sistem yang sudah terintegrasi berupa Enterprise Resource
Planning (ERP) yang menunjang seluruh proses bisnis yang ada, namun belum
maksimal digunakan sebagai referensi bagi penetapan strategi pemasaran
perusahaan. Oleh karena itu, peran DSS sangat dibutuhkan untuk menggali dan
melakukan analisis perilaku konsumen terhadap pembelian suatu produk melalui
data historikal transaksi pelanggan selama dua tahun. Kriteria atau
parameter-parameter yang digunakan dalam membantu pengambilan keputusan
digambarkan seperti model berikut:
Gambar 3. Diagram Model Kriteria Pengambilan
Keputusan
Berdasarkan
model yang terdapat pada Gambar 3 datas, CCAI menjadikan beberapa parameter
dalam pengambilan keputusan antara lain, ranking (peringkat) berdasarkan
revenue yang diperoleh di setiap wilayah, penetrasi pasar, basket index untuk
mengetahui persentase pembelian produk CCAI, market share produk CCAI
dibandingkan dengan produk perusahaan lain, jumlah penjualan produk, dan nilai
penjualan ritel setiap bulan untuk peningkatan penjualannya.
Sedangkan
data yang digunakan adalah data sekunder berupa deret waktu (time series)
dengan periode dua tahun terkahir. Jenis sumber data berasal dari data
eksternal perusahaan yang didapatkan melalui kerjasama antara CCAI dengan
masing-masing outlet melalui trading term yang telah disepakati kedua belah
pihak. Untuk saat ini CCAI telah bekerjasama dengan outlet seperti Matahari,
Carefour, Giant, dan Indomart. Melalui proses training didapatkan akurasi data
mendekati 98% sehingga informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk membantu
proses pengambilan keputusan khususnya untuk mendukung strategi pemasaran.
Seperti yang
dijelaskan sebelumnya, penerapan aplikasi DSS ini digunakan untuk mendukung
strategi pemasaran dalam melakukan penetrasi pasar sehingga diharapkan
perusahaan mampu mengembangkan sebuah sistem customer profiles. Harapannya
perusahaan mampu membuat dan melakukan promosi yang efektif berdasarkan segmen
pasar yang sesuai sehingga target penjualan akan mudah tercapai dan tidak kalah
bersaing dengan kompetitor.
Dengan
informasi tambahan yang akan dikumpulkan seperti salah satunya demografi
pelanggan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Adanya DSS
ini tidak hanya memberikan informasi yang dibutuhkan dalam mendukung strategi
pemasaran namun juga memberikan rekomendasi penentuan model strategi pemasaran
yang sesuai dengan kondisi pasar. Meskipun demikian, proses pengambilan
keputusan tetap dilakukan oleh manajemen CCAI dengan tetap memperhatikan
rekomendasi yang diberikan DSS sehingga tercipta strategi pemasaran yang
efektif dan efisien. Berikut contoh hasil keluaran dari aplikasi DSS Marketing
Support System CCAI. Hasil keluaran selengkapnya dapat dilihat di lampiran.
Gambar 4. Hasil Keluaran Aplikasi DSS Marketing
Support System CCAI
Tampilan
hasil keluaran aplikasi DSS Marketing Support System CCAI di atas, dapat
diketahui bahwa total penjualan (revenue retailer) yang didapatkan setiap bulan
sesuai dengan harga per unitnya. Pada awal semester dua, total penjualan CCAI
mengalami peningkatan dari pertumbuhan penjualan retailer.
Berdasarkan
pengamatan kami, data mining yang dilakukan oleh MMSS masih berkisar kepada
informasi mengenai produk CCAI dan produk pesaing (jumlah penjualan, market
share, perbandingan relatif dengan kompetitor dan sejenisnya) namun belum
sampai kepada profil demografi konsumen. Informasi profil demografi ini
(seperti misalnya usia pembeli produk CCAI, estimasi pendapatan pembeli produk)
sangat penting terutama dalam penentuan strategi pemasaran. Misalnya, CCAI
dapat menentukan bintang iklan dan jenis iklan serta promosi yang sesuai dengan
karakteristik konsumen CCAI dengan data mining mengenai profil usia pembeli.
Informasi
mengenai estimasi pendapatan konsumen produk juga dapat membantu CCAI dalam
melakukan analisis pola konsumsi konsumen. Di samping itu, informasi tersebut
dapat digunakan untuk penentuan diversifikasi produk (contoh produk minuman
dengan kemasan yang lebih kecil) dan menganalisis sensitivitas harga terhadap
kuantitas penjualan, terutama apabila ternyata produk CCAI banyak dikonsumsi
atau ditargetkan untuk konsumsi individu maupun kelompok individiu dengan
pendapatan menengah ke bawah.
Profil
konsumen ini dapat diperoleh melalui informasi yang ditangkap oleh distributor,
seperti program loyalitas pelanggan untuk Hypermart yang berada di dalam
Matahari Grup dengan adanya Matahari Club Card (MCC). Informasi mengenai profil
konsumen dan barang yang dibeli kemudian dianalisis untuk mendapatkan korelasi
pola konsumsi dan profil demografi pelanggan berdasarkan data input MCC.
Peranan
teknologi informasi memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, seperti mampu
meringankan aktivitas bisnis yang kompleks serta menghasilkan informasi yang
dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji
dalam rangka perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen.
Selain itu, efisiensi kegiatan operasional perusahaan dan kinerja perusahaan
juga dapat ditingkatkan. Akibatnya perusahaan dapat tetap bertahan dalam era
informasi serta mampu menghadapi persaingan pasar global. Beberapa keuntungan
lain yang diperoleh dari penerapan DSS bagi proses bisnis di CCAI sebagai
berikut.
1.
Mengoptimalkan penentuan tata letak penempatan
kulkas di outlet.
Perusahaan melakukan investasi miliaran rupiah di kulkas (Cold Drink Equipment) tentunya mengharapkan adanya return yang sepadan atau melebihi nilai investasi tersebut. Optimalisasi penempatan kulkas sudah selayaknya dilakukan agar mudah dijangkau oleh konsumen.
Perusahaan melakukan investasi miliaran rupiah di kulkas (Cold Drink Equipment) tentunya mengharapkan adanya return yang sepadan atau melebihi nilai investasi tersebut. Optimalisasi penempatan kulkas sudah selayaknya dilakukan agar mudah dijangkau oleh konsumen.
2.
Membantu perusahaan dalam melakukan forecasting.
Proses forecasting pasti memerlukan indikator yang lain seperti tren penjualaan perusahaan dan faktor eksernal seperti tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah.
Proses forecasting pasti memerlukan indikator yang lain seperti tren penjualaan perusahaan dan faktor eksernal seperti tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah.
Berdasarkan
pembahasan yang telah diuraikan terkait penggunaan DSS di CCAI, pentingnya
peranan DSS di CCAI adalah memberikan kemudahan dalam memproses data atau
informasi bagi manajemen CCAI khususnya marketing dan research and development
(R&D). Selain itu, DSS membantu dalam penghematan waktu yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah, menghasilkan solusi dengan lebih cepat dan hasilnya
dapat diandalkan dengan data yang tersedia, serta mampu menyajikan berbagai
alternatif. Kemampuan DSS ini dapat dimanfaatkan untuk menyediakan bukti
tambahan sebagai penjelasan dalam memperkuat posisi manajemen terhadap
penentuan strategi marketing dan produk CCAI di pasar. Penerapan DSS yang
dilakukan di CCAI pun dapat meningkatkan produktivitas dan kontrol implementasi
dari manajemen.
Potensi
resiko aplikasi DSS ini terjadi apabila perusahaan sulit mendapatkan data
eksternal dari outlet karena data merupakan komponen utama dan vital dalam
pemanfaatan DSS ini. Oleh karena itu dibutuhkan peningkatan kerjasama dengan
outlet seperti membagi hasil pengolahan data sehingga outlet dapat merasakan
manfaat yang sama.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1. Kesimpulan
Peranan
DSS sangat penting dalam beberapa dekade ini terutama untuk mendukung
pengambilan keputusan terkait kebijakan dan strategi perusahaan dalam hal
persaingan usaha. Perusahaan yang menguasai informasi hampir dapat dipastikan
akan memenangkan persaingan dalam memperebutkan pangsa pasar. PT Coca Cola Amatil
Indonesia (CCAI) dalam hal ini menggunakan aplikasi DSS untuk menganalisis
perilaku konsumen dengan menggunakan metode Market Basket Analysis. Pemanfaatan
DSS ini diharapkan dapat membantu CCAI dalam mencapai atau melebihi target
perusahaan, melakukan promosi yang efektif, dan optimalisasi tata letak kulkas
(Cold Drink Equipment). Namun keberhasilan DSS ini tidak akan bisa terwujud
apabila data dan informasi yang dibutuhkan oleh sistem tidak tersedia karena
kurangnya koordinasi dengan outlet yang ada.
IV.2. Saran
Perusahaan
sebaiknya lebih aktif dalam mendorong beberapa terobosan baru khususnya dalam
pemanfaataan DSS dalam menunjang pengambilan keputusan seperti melakukan
pengembangan DSS di bidang optimaslisasi value chain, optimasi trafik dan
distribusi, optimaslisasi cost, dan lain sebagainya. Harapannya perusahaan akan
dapat lebih kompetitif dan memiliki daya saing didalam memperebutkan pasar
minuman siap saji (ready to drink).
DAFTAR PUSTAKA
( diakses
pada 06 mei 2018 pkl 16:37 )
Jogiyanto, H.M. (2001).
Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek
Aplikasi Bisnis Edisi ke-2. Andi Offset. Yogyakarta.
( diakses pada 06 mei 2018 pkl 17:18 )
( diakses pada 06 mei 2018 pkl 17:57 )
Jogiyanto, H.M. (2003). Sistem Teknologi Informasi: Pendekatan Terintegrasi Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan Edisi ke-1. Andi Offset. Yogyakarta.
( diakses pada 06 mei 2018 pkl 18:48 )
Kadir, Abdul. (2003). Pengenalan Sistem Informasi Edisi 1. Andi Offset. Yogyakarta.
( diakses pada 06 mei 2018 pkl 19:21 )
Marimin. (2004). Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
( diakses pada 06 mei 2018 pkl 19:55 )
Sutedjo D., Budi (2003). Perencanaan & Pembangunan Sistem Informasi. Andi Offset. Yogyakarta.
( diakses pada 06 mei 2018 pkl 20:39 )
( diakses pada 06 mei 2018 pkl 21:07 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar