PENERAPAN
STRATEGI INDUSTRI 4.0 PADA
UKM
“Keripik Singkong Citra Rasa”
KELOMPOK 4
Di susun oleh:
-
Anita Puji Rahayu 201610325258
-
Dede Mawadah 201610325134
-
Ghina Nur Azizah 201610325260
-
Rennu Rivencio 201610325276
-
Shofwatul Anam 201510325242
FAKULTAS
EKONOMI
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS
BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
W.W.,
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat
berdasarkan kebutuhan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen , serta untuk kebutuhan kami agar dapat lebih memahami tentang
perkembangan industrialisasi. Pada kesempatan ini kami membahas tentang
“Penerapan Strategi Industri 4.0 pada UKM Keripik Singkong Citra Rasa”.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. Dalam
pembuatan makalah ini penulis menggunakan beberapa referensi dari berbagai
sumber. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini,
mengingat keterbatasan itu maka penulis meminta maaf dan membuka
selebar-lebarnya kritik dan saran dari bapak dosen mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen, serta dari rekan-rekan pembaca pada umumnya. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bekasi,
April 2018
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Revolusi Industri – istilah diperkenalkan oleh ahli
sejarah terkenal, Arnold Toynbee (1889-1975), adalah satu fenomena yang
dianggap lazim dalam masyarakat moden. Sejarah revolusi bermula pada 1800
(1760-1830), Industri 1.0 adalah mengenai kuasa wap untuk digunakan dalam
kilang-kilang. Ia bergantung lebih kepada kegunaan air ataupun wap yang
berupaya menggerakkan jentera berasaskan kuasa wap untuk kerja-kerja yang tidak
terdaya oleh kudrat manusia. Maka terciptalah steam engine yang turut
membawa perubahan besar kepada sistem pengangkutan selain jentera-jentera lain
yang berupaya pula meningkatkan aktiviti perindustrian.
Manakala Industri 2.0 pada tahun 1900 (sekitar
1870-1914) pula menggunakan kuasa elektrik. Perkembangan teknologi yang
melibatkan kuasa eletrik jelas membawa satu lagi lonjakan status hidup
masyarakat melalui pengilangan besar-besaran sepertimana pada hari ini.
Revolusi Industri 3.0 pada tahun 2000 menggunakan komputer dan teknologi
maklumat. Di peringkat akhir revolusi ketiga timbul pula teknologi
automasi, yakni satu keupayaan teknologi yang tidak perlu melibatkan manusia
secara langsung. Mesin dan jentera boleh bergerak serta bekerja dengan sendiri
apabila ia dimuatkan dengan program komputer tertentu bagi melakukan sesuatu
aktiviti terancang.
Pada tahun 2016 bermula Revolusi Industri Keempat
(Industri 4.0) adalah kesinambungan versi ketiga dalam peningkatan automasi
beserta rangkaian Internet dan proses-proses fizikal lain dan muncul pula satu
sistem berbentuk siber-fizikal. Industri 4.0 iaitu tentang penemuan pelbagai
teknologi baharu yang antara lain menggunakan automasi, analisis dan big
data, simulasi, integrasi sistem, penggunaan robotic, cloud, Internet of Things
(IoT), dan perkara yang seumpamanya. Ia melibatkan teknologi automasi memberi
cabaran baharu kepada semua sektor di negara ini yang memerlukan mereka
melakukan perubahan seiring dengan transformasi digital itu untuk kekal berdaya
saing dan merancakkan kemajuan landskap dunia moden.
Revolusi ini menandakan kemunculan sistem fisikal
siber melibatkan keupayaan baharu sepenuhnya bagi manusia, mesin dan kaedah
baharu teknologi. Dengan kata lain, teknologi automasi itu dilihat sebagai
keupayaan teknologi yang tidak perlu melibatkan manusia secara langsung.
Industri 4.0 juga dapat mengatasi masalah kebergantungan terhadap sumber tenaga
yang secara signifikan akan mengubah masa depan dunia pekerjaan.
Revolusi Perindustrian Keempat (Industri 4.0) ini
berlaku melalui tiga ciri utama iaitu velocity atau
kelajuan, breadth and depth atau keluasan dan kedalaman
serta systems impact atau impak menyeluruh. Ini menyebabkan dunia
pada masa depan akan dipenuhi dengan fenomena-fenomena baru seperti
seperti autonomous car, quantum computing dan artificial
intelligence.
Klaus Schwab, menerusi bukunya The Fourth Industrial
Revolution menjelaskan Industri 4.0 mengubah cara kita bekerja dan hidup.
Perubahan ini dipacu tiga domain teknologi utama iaitu fisikal, digital dan
biologikal yang merentasi sembilan tonggak Industri 4.0 yang merangkumi
simulasi dan realiti maya, integrasi sistem menegak dan melintang,
industri Internet of Things (IoT), keselamatan siber, pengkomputeran
awan, pembuatan bahan tambahan, rantaian bekalan, analisis data raya dan robot
automasi. untuk setiap gram, toreh dan pokok (GTT) boleh membantu mengenal
pasti tindakan diperlukan untuk meningkatkan hasil.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
Penerapan SIM di bisnis Indonesia dan menjawab penerapan SIM di era industry
4.0 yang impactnya terhadap ekonomi Indonesia?
2. Pengertian
UKM dan Perkembangan UKM Keripik Singkong Citra Rasa
3. Menerapkan
Revolusi
Industri 4.0. pada UMKM di Indonesia dan Apakah
UKM Keripik Singkong Citra Rasa sudah menerapkan strategi industry 4.0?
4. Bagaimana
solusi untuk menghadapi industry 4.0?
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
1.1
Bagaimana Penerapan SIM di bisnis Indonesia?
Pengembangan SIM memerlukan sejumlah
orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan
partisipasi dari para manajer organisasi. SIM yang baik adalah SIM yang mampu
menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat
biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi
yang sangat bermanfaat.
Organisasi harus menyadari apabila
mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam merancang dan
menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan batas biaya
dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan
memberikan keuntungan dan uang.
Secara teoritis komputer bukan
prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM yang baik tidak akan
ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan komputer.
Prinsip utama perancangan SIM : SIM
harus dijalin secara teliti agar mampu melayani tugas utama. Tujuan sistem
informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer
dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan. SIM menyediakan
informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi
model matematika.
Peran Sistem Informasi Dalam Bisnis
Sistem informasi mempunyai 3 tugas
utama dalam sebuah organisasi, yaitu:
1. Mendukung kegiatan-kegiatan
usaha/operasional
2. Mendukung pengambilan keputusan
manajemen
3. Mendukung persaingan keuntungan
strategis
a.
Peranan Proses Bisnis Dan
Operasional
Peranan sistem informasi untuk
operasi bisnis adalah untuk memproses transaksi bisnis, mengontrol proses
industrial, dan mendukung komunikasi serta produktivitas kantor secara efisien.
1. Transaction Processing Systems (TPS)
TPS
berkembang dari sistem informasi manual untuk sistem proses data dengan bantuan
mesin menjadi sistem proses data elektronik (electronic data processing
systems). TPS mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis,
seperti penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan/inventori. TPS
menghasilkan berbagai informasi produk untuk penggunaan internal maupun
eksternal. Sebagai contoh, TPS membuat pernyataan konsumen, cek gaji karyawan,
kuitansi penjualan, order pembelian, formulir pajak, dan rekening keuangan.
2. Process Control Systems (PCS)
Sistem
informasi operasi secara rutin membuat keputusan yang mengendalikan proses
operasional, seperti keputusan pengendalian produksi. Hal ini melibatkan process
control systems (PCS) yang keputusannya mengatur proses produksi fisik yang
secara otomatis dibuat oleh komputer. Kilang minyak petroleum dan assembly
lines dari pabrik-pabrik yang otomatis menggunakan sistem ini.
3. Office Automation Systems (OAS)
OAS
mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mengirim data dan informasi dalam
bentuk komunikasi kantor elektronik. Contoh dari office automation (OA)
adalah word processing, surat elektronik. electronic mail, teleconferencing,
dan lain-lain.
b.
Memperkenalkan Inovasi Dalam Bisnis
Penggunaan
ATM. automated teller machine dalam perbankan merupakan contoh yang baik
dari inovasi teknologi sistem informasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar
dapat memperoleh keuntungan strategis melebihi pesaing mereka yang berlangsung
beberapa tahun. Penekanan utama dalam sistem informasi strategis adalah
membangun biaya pertukaran (switching costs) ke dalam hubungan antara
perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya. Sebuah contoh yang bagus dari hal
ini adalah sistem reservasi penerbangan terkomputerisasi yang ditawarkan kepada
agen perjalanan oleh perusahaan penerbangan besar. Bila sebuah agen perjalanan
telah menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi tersebut, maka mereka akan
segan untuk menggunakan sistem reservasi dari penerbangan lain.
c.
Membangun Sumber-Sumber Informasi
Strategis
Teknologi
sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi
strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini
berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan
telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end users.
Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi
strategis (strategic information base) yang dapat menyediakan informasi
untuk mendukung strategi bersaing perusahaan. Informasi ini merupakan aset yang
sangat berharga dalam meningkatkan operasi yang efisien dan manajemen yang
efektif dari perusahaan. Sebagai contoh, banyak usaha yang menggunakan
informasi berbasis komputer tentang konsumen mereka untuk membantu merancang
kampanye pemasaran untuk menjual produk baru kepada konsumen.
1.2
Menjawab
tantangan penerapan SIM di era industry 4.0 yang impactnya terhadap ekonomi Indonesia?
Beberapa
industri di Indonesia sudah memasuki era Revolusi Industri ke-4, seperti
industri semen, otomotif, petrokimia, serta makanan dan minuman. Sebagai
contoh, dalam proses produksi dalam industri otomotif sudah menggunakan robot
dan internet of things. Dalam industri makanan dan minuman, sudah ada
kombinasi dengan teknologi industri ke – 4, yaitu penerapan teknologi pada
pemilihan bahan baku dan penggunaan tenaga kerja dalam proses pengemasannya.
Menteri
Perindustrian Indonesia, Airlangga Hartanto, mengatakan bahwa pemerintah
Indonesia sudah menyiapkan empat langkah strategis untuk mengimplementasikan
teknologi Revolusi Industri ke – 4. Pertama, Pemerintah Indonesia sedang
mendorong angkatan kerja Indonesia untuk mengintegrasikan internet dengan
proses produksi, yakni meningkatkan penggunaan internet of things.
Kedua, pengimplementasian program e-smart IKM. Program ini bertujuan
untuk meningkatan daya saing industri kecil menengah agar mampu menembus pasar
ekspor. Ketiga, mengayomi industri nasional untuk mengintegrasikan teknologi
digital ke dalam proses produksinya, seperti big data, augmented reality,
cyber security, autonomous robots, dll. Keempat, Pemerintah Indonesia
mendorong wirausaha berbasis teknologi dengan memfasilitasi tempat inkubasi
bisnis. Hal tersebut dapat dihasilkan dari beberapa technopark yang
telah dibangun di berbagai wilayah di Indonesia, sebagai contoh Bandung Techno
Park (Bandung), TohpaTI Center (Denpasar), Incubator Business Center Semarang
(Semarang), Makassar Techno Park – Rumah Software Indonesia (Makassar), dll.
Inovasi teknologi juga diharapkan dapat membantu pengembangan startup
business di Indonesia.
Untuk menghadapi Revolusi Industri ke – 4 ini,
Pemerintah mengharapkan dapat membentuk kebijakan strategis yang akan
meningkatkan pertumbuhan dan daya saing industri nasional.
2.
2.1 Usaha Kecil-Menengah (UKM)
UKM ( Usaha Kecil dan Menengah )
adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.
Menurut
Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 menyebutkan bahwa Usaha Kecil adalah
kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara
mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah
dari persaingan usaha yang tidak sehat.
a.
Klasifikasi UKM, Dalam perspektif
perkembangannya,UKM diklasifikasikan/dikelompokan menjadi 4 (empat kelompok
yaitu, sebagai berikut:
1. Livelihood
Activities
UKM
yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum
dikenal sebagai sektor informal. Contoh: pedagang kaki lima.
2. Micro
Enterprise
UKM
yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum mempunyai sifat kewirausahaan.
Contoh : Usaha gerabah yang bersifat usaha rumahan.
3. Small
Dynamic Enterprise
UKM
yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak
dan ekspor. Contoh : Ukiran patung batu di Bali yang di ekspor di beberapa
Negara Eropa.
4. Fast
Moving Enterprise
UKM
yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi
Usaha Besar (UB). Contoh : Kebab Turkey yang telah menjadi diinvestasi luar
negeri seperti Malaysia dan Singapura, serta telah menjadi francise hamper diseluruh
Indonesia.
b.
Peran Usaha Kecil dan Menengah
Peranan
UKM dalam perekonomian tradisional di akui sangat besar. Hal ini dapat dilihat
dari kontribusi UKM terhadap lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan
ekonomi pedesaan dan sebagai penggerak peningkatan ekspor manufaktur atau
nonmigas. Terdapat beberapa alasan pentingnya pengembangan UKM:
·
Fleksibilitas dan adaptabilitas UKM dalam memperoleh bahan
mentah dan peralatan.
·
Relevansi UKM dengan proses-proses desentralisasi kegiatan
ekonomi
guna menunjangnya integritas kegiatan pada sektor ekonomi yang lain.
guna menunjangnya integritas kegiatan pada sektor ekonomi yang lain.
·
Potensi UKM dalam menciptakan dan memperluas lapangan kerja.
Peranan UKM dalam jangka panjang
sebagai basis untuk mencapai kemandirian pembangunan ekonomi karna UKM umumnya
diusahakan pengusaha dalam negeri dengan
menggunakan kandungan impor yang rendah.
Dari
sekian ribu UMKM yang terdaftar di data Kementerian Perdagangan Indonesia, UKM
keripik singkong Citra Rasa adalah salah satunya. Siswanto
tak pernah membayangkan, usaha kecil-kecilan membuat keripik singkong
berkembang pesat dengan omzet ratusan juta rupiah. Padahal, pemilik perusahaan
keripik singkong Citra Rasa di Bekasi ini tetap memilih jalan tradisional dalam
membangun usaha keripik tanpa mau "melibatkan" mesin perajang
singkong. Siapa yang tak kenal keripik singkong? Ya, penganan ringan atau snack
ini, dengan berbagai variannya, memang menu yang populer. Apalagi di hati
sanubari Siswanto, pemilik pabrik keripik singkong Citra Rasa di Bekasi sejak
1998 lalu.
Betapa
tidak, berkat irisan tipis singkong tersebut lelaki paruh baya ini sampai pada
gerbang kesuksesan. Di tengah padatnya pasar keripik singkong, khususnya di
Jabodetabek, Siswanto mampu bersaing dan bahkan mampu keluar sebagai pemenang
dalam persaingan. Berbeda dengan produsen keripik singkong skala UKM kebanyakan
yang menyasar segmen menengah ke bawah, Citra Rasa justru bermain segmen
premium. Meski Siswanto ogah didaulat sebagai penghasil keripik singkong kelas
atas, nyatanya keripik singkong buatannya dijual dengan harga dua kali lipat
dari kebanyakan keripik singkong yang dipasarkan di pasar tradisional.
"Jika kebanyakan keripik singkong pasar tradisional dijual Rp 12.000 per
kilogram, kami menjual Rp 24.000 per kilogram," tuturnya.
Meski
begitu, keripik singkong buatan Siswanto justru digemari dan mampu mengungguli
keripik singkong lainnya, dengan harga lebih murah sekalipun. "Itu
menandakan, soal camilan harga bukan tolok ukur satu-satunya," tandasnya. Pria
asal Magelang ini beralasan kenapa ia berani menjual harga keripik jauh di atas
harga pasar. "Bahan baku singkong yang kami gunakan berkualitas prima.
Selain tentunya aspek kesehatan menjadi nomor satu," ucapnya penuh
semangat. Siswanto mengungkapkan, keripik singkong Citra Rasa menggunakan
singkong jenis manggu yang dibelinya dengan harga Rp 1.200- Rp 1.500 per
kilogram (kg) dari petani singkong manggu di Sukabumi. "Adapun singkong
yang lazim digunakan pengusaha keripik lain umumnya singkong biasa seharga Rp
700-Rp 800 per kg," ujarnya.
Lelaki
50 tahun ini menuturkan, dari berbagai pengalaman memilih singkong untuk bahan
keripik, singkong manggu adalah jenis terbaik yang enak dan lezat untuk dibuat
keripik. Singkong ini mempunyai karakteristik: permukaan yang agak kasar dengan
warna lebih putih ketimbang singkong pada umumnya. Namun, Siswanto mengakui, singkong manggu tak
bisa bertahan lama, sehingga suplai bahan bakunya ini disesuaikan dengan
kapasitas produksi. "Singkong ini biasanya datang sore dan malam hari,
paginya mulai diproduksi dan selalu habis," ungkapnya. Untuk menjaga cita
rasa, Siswanto masih mempertahankan pengolahan dengan cara-cara tradisional.
Dia sengaja menghindari penggunaan mesin meski pemotongan singkong dengan mesin
bisa memproduksi keripik lebih banyak. Siswanto lebih suka merajang singkong
setipis-tipis dengan menggunakan tenaga-tenaga terampil. Dengan sistem yang lebih "padat
karya" itu, Siswanto mengaku mulai dari pemilihan singkong, pengupasan,
penggorengan, hingga pengemasan hanya mengandalkan karyawannya yang kini
berjumlah 12 orang.
Tak
hanya itu, ia juga menggunakan minyak goreng dan plastik khusus untuk makanan
yang sesuai dengan standar Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
"Jadi, untuk ongkos produksi saja memang lebih besar ketimbang keripik
singkong lain," akunya. Meski digarap tanpa mesin, ia mengaku, saban hari
dapat memproduksi 500 kg singkong untuk diolah menjadi 300 kg keripik. Dengan
menjual dalam kemasan berukuran 125 gram dengan harga jual Rp 3.000, ia mengaku
tiap hari hasil produksinya selalu ludes tak bersisa. Omzet Siswanto pun
mencapai Rp 7 juta per hari atau Rp 140 juta per bulan. Sejauh ini, keripik
singkong Citra Rasa buatan Siswanto tak hanya menghiasi pasar tradisional, tapi
juga minimarket dan swalayan yang berada di Jabodetabek, Banten, dan kota-kota
di Jawa Barat. Siswanto merasa tak pernah gentar menghadapi persaingan dengan
bermain di pasar premium.
Siswanto
pada 1998 mulai merintis usaha keripik singkong Citra Rasa. Keterbatasan modal
dan peralatan tak menyurutkan langkahnya untuk berwirausaha. "Modal saya
cuma tabungan hasil kerja bersama kakak," ujarnya tanpa mau menyebut
besarnya modal. Setelah dua tahun merintis usaha, akhirnya keripik singkong
Citra Rasa mulai berkembang dan membuahkan hasil. Perkembangan ini membuat
Siswanto mulai memproduksi keripik singkong berbagai rasa, seperti balado,
jagung bakar, dan barbeque. Dengan harga Rp 750 per 125 gram kala itu,
lelaki yang hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar (SD) ini mulai melaju
dengan mengguyur pasar-pasar tradisional di berbagai wilayah Bekasi dan
Cirebon. Usaha keripik singkongnya terus berkembang. Pada 2005 ia bahkan berani
menginvestasikan dana tak kurang dari Rp 60 juta untuk menyewa puluhan hektare
tanah di wilayah Sukabumi, Jawa Barat. Tanah itu digunakan untuk budidaya
singkong untuk menjamin pasokan bahan baku. Ia makin rajin meracik keripik
singkong yang layak dijual di supermarket. Bahkan, setelah memperoleh izin dari
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dia mulai berpikir untuk
mempromosikan produknya dengan konsep keripik sehat. Dengan menggunakan jargon keripik singkong
sehat, Siswanto mengaku bisa menjual keripik singkong sedikit lebih tinggi
ketimbang kompetitor di pasar tradisional maupun di supermarket.
2.2
Menerapkan
Revolusi Industri 4.0. pada UMKM di
Indonesia
Posisi
UMKM yang begitu strategis dalam perekonomian Indonesia, apabila
diinkorporasikan dengan kehadiran Revolusi Industri 4.0., akan memberikan
pengaruh yang besar. Meskipun begitu, Revolusi Industri 4.0. perlu diimbangi
dengan kemampuan utilisasi teknologi digital yang memadai untuk dapat
memberikan manfaat yang maksimal. Salah satu indikator yang dapat digunakan
untuk mengukur tingkat utilisasi teknologi digital adalah networked readiness
index yang dikembangkan oleh World Economic Forum.
Networked
readiness index dihitung
berdasarkan berdasarkan beberapa indikator diantarnya kesiapan infrastruktur,
akses serta kemampuan sumber daya manusia, serta penggunaan teknologi digital
oleh bisnis dan pemerintahan. Indonesia, berdasarkan networked readiness
index yang dikeluarkan pada tahun 2016, masih berada pada peringkat 73 dari
139 negara. Apabila dilihat secara lebih detail, komposisi penilaian terendah
yang berdampak pada networked readiness index Indonesia berada pada
tingkat menengah adalah kesiapan infrastruktur dan konten digital yang berada
pada posisi ke-105 dari 139 negara.
Selain
tingkat kesiapan infrastruktur, salah satu tantangan lain yang dihadapi
Indonesia dalam menerapkan Revolusi Industri 4.0., khususnya dalam UMKM, adalah
penyediaan kualitas sumber daya manusia yang dapat menjalankan teknologi
digital terkait dengan Revolusi Industri 4.0. Dikarenakan sistem yang lebih
canggih, serta nature dari Revolusi Industri 4.0. yang akan
mengeliminasi beberapa jenis pekerjaan manusia, diperlukan tingkat edukasi yang
lebih tinggi.
Sebagai
persiapan UKM menuju industri 4.0, Kemenkop dan UKM menjalin kerja sama dengan
Korea Selatan dengan membentuk Pusat Pertukaran Teknologi atau The
Indonesia-Korea The Indonesia-Korea Technology Exchange (IKTEC). Deputi Bidang
Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM, Meliadi Sembiring, mengatakan bahwa
saat ini sektor industri sudah memasuki era industri 4.0, termasuk untuk para
UKM di Indonesia. “UKM kita akan menuju ke arah industri 4.0. Maka, peran
teknologi UKM di Indonesia akan kita tingkatkan dengan mengaplikasikan
teknologi dari Korea dalam mengembangkan usahanya”, kata Meliadi pada acara
peresmian kerja sama The Indonesia-Korea Technology Exchange Center, di
Jakarta, Senin (16/4/2018).
Bagi
Meliadi, kerja sama ini amat strategis dan akan menjadi prioritas bagi Kemenkop
dan UKM, yang sejalan dengan arahan Presiden RI agar UKM Indonesia masuk ke era
industri 4.0. “Terutama, kita akan mengajak UKM muda kita termasuk bisnis startup dan
generasi milenial untuk memanfaatkan pertukaran teknologi dengan Korea ini.
Saya yakin, kerja sama ini akan saling menguntungkan kedua negara dalam
mengembangkan UKM”, kata Meliadi.
Direktur
Umum dari Kementerian UKM dan Startups Korea, Park Dong Cheol, mengatakan bahwa
Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat
setiap tahunnya, ditambah dengan potensi pasar dari 260 juta jiwa penduduk
Indonesia.
“Kita
akan terus meningkatkan kerja sama ini dengan visi dan misi bersama dalam
membangun teknologi, produksi dan pemasaran produk kedua negara”, tandas Park
Dong Cheol. Terlebih lagi, kata Park Dong Cheol, dunia saat ini sudah memasuki
era ekonomi. Pihaknya akan terus meningkatkan kerja sama kedua negara dalam
bidang teknologi untuk kemajuan UKM kedua negara.
Selain
itu, akan dilakukan pertemuan bilateral antara kedua negara yang membahas
mengenai proses IKTEC, pelatihan bisnis teknologi Korea bagi UKM kopi dan Tpembuatan
roti, rencana promosi ekonomi digital Indonesia, diskusi joint
cooperation untuk pengembangan start-up, dan lain-lain
terkait pengembangan UKM di kedua negara.
2.3
Apakah
UKM Keripik Singkong Citra Rasa sudah menerapkan strategi industry 4.0?
Jika ditelisik lebih jauh, UKM Keripik
Singkong Citra Rasa termasuk merupakan UKM yang tradisional dalam menjalankan
usaha nya, oleh karena itu sampai saat ini UKM Keripik Singkong Citra Rasa
masih belum menerapakan system 4.0 dalam strategi industrinya.
2.4
Apakah
solusi untuk menghadapi Industri 4.0
Tidak ada banyak solusi yang bisa
diharapkan oleh UKM Keripik Singkong Citra Rasa untuk menghadapi Industri 4.0
karena mengingat keterbatasan yang di miliki oleh owner UKM Keripik Citra Rasa,
karna Ia hanya berharap usahanya dapat terus eksis ditengah banyaknya
persaingan dengan usaha-usaha sejenis.
BAB
IVPENUTUP
KESIMPULAN
Pengembangan SIM memerlukan sejumlah
orang yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan
partisipasi dari para manajer organisasi. SIM yang baik adalah SIM yang mampu
menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh artinya SIM akan menghemat
biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang muncul dari informasi
yang sangat bermanfaat.
Industri
4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi
pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala,
komputasi awan, dan komputasi kognitif. beberapa mesin.
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Manusia, yang dapat dilakukan dengan penggiatan bentuk pendidikan vokasional
yang dapat memproduksi tenaga kerja dengan kemampuan teknikal untuk menjalankan
teknologi digital yang sesuai dengan konsep Revolusi Industri 4.0. sedangkan UKM
Keripik Singkong Citra Rasa ini belum menerapkan industri 4.0.
DAFTAR
PUSTAKA
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Disinfectant
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium